Taliwang (Suara NTB) – Program KSB Maju Layanan Perumahan didesain oleh pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tidak sekadar tujuannya menyediakan rumah layak huni bagi masyarakat. Lebih dari itu, program ini juga dibuat untuk hadirnya keterlibatan masyarakat, tidak saja penerima bantuan tetapi masyarakat secara umum.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) KSB, Novrizal Zain Syah mengatakan, ada dua semangat keterlibatan yang diharapkan dari program ini. Pertama swadaya dan yang kedua gotong royong oleh masyarakat di dalamnya. “Perlu kami sampaikan ini. Sebab masyarakat menganggap bahwa setiap kepala keluarga yang mendapat bantuan program ini seolah langsung menerima saja hasilnya,” katanya.
Ia menjalaskan, program layanan Maju Perumahan ini bersifat stimulan. Karena itu, para pemilik rumah yang rumahnya direhabilitasi atau dibuatkan rumah baru, diharapkan dapat berpartisipasi membiayainya. Demikian juga para warga sekitarnya, dapat memberikan sumbangan secara swadaya sehingga hasil dari pembangunan rumah penerima bantuan benar-benar memenuhi syarat layak huni.
“Kecuali memang benar-benar penerimanya miskin. Tapi kalau sekadar misalnya beli tambahan paku pasti punya lah (uang) pemilik rumah itu, atau bisa dibantu tetangganya,” papar Novrizal.
Ia memastikan dana yang disediakan dalam program ini tidak akan mencukupi untuk penyelesaian setiap rumah yang dibangun baru maupun direhab. Maka salah satu cara untuk menyiasati pembiayaannya yakni melalui efisiensi tukang pekerjanya. Novrizal menyebut, sanak saudara, tetanggga dapat terlibat. Urun tenaga bergotong royong sehingga pembangunan rumah bisa lebih ringan.
“Semua kita arahkan membantu, ada aparat TNI/Polri di desa (Babinsa dan Bhabinkamtibmas) harapan kami juga bisa turun membantu,” harapnya.
Selanjutnya, ia turut mengingatkan kepada para anggota Agen Gotong Royong (AGR). Kata Novrizal, sebagai garda terdepan. Anggota AGR adalah pelaksana langsung di tingkat lapangan. Dengan fungsinya tersebut, para anggota AGR harus mampu mengkoordinasi dan mengkonsolidasikan seluruh proses pembangunan setiap unit rumah bantuan. “Ini tugas penting anggota AGR, sampaikan kepada pemilik rumah jangan sampai dana bantuan Perumahan itu digunakan untuk yang lain,” ujarnya.
Lanjut mantan Kabag Perekonomian Setda KSB ini, selaku pelaksana lapangan, para anggota AGR ia minta untuk teliti dalam semua hal. Salah satunya dalam mengawasi kualitas bahan bangunan yang disediakan oleh toko bangunan yang ditunjuk.
“Kalau datang material yang dikirim oleh toko bangunan dan tidak sesuai spek. Misal kayu, kondisinya bengkok. Maka jangan terima, tukar segera supaya pembangun berjalan lancar,” imbuhnya. (bug/*)

