spot_img
Minggu, September 22, 2024
spot_img
BerandaNTBKOTA MATARAMPilkada Kota Mataram, Partisipasi Pemilih Menjadi Tantangan

Pilkada Kota Mataram, Partisipasi Pemilih Menjadi Tantangan

Mataram (Suara NTB) – Tahapan pemilihan kepala daerah Kota Mataram mulai berjalan. Penyelenggara baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memiliki tantangan terhadap partisipasi pemilih. Pengalaman lima tahun sebelumnya partisipasi pemilih masih rendah.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram, Zarkasyi dikonfirmasi pada Kamis, 19 September 2024 menerangkan, salah satu persoalan dalam pemilihan kepala daerah adalah rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Persoalan ini harus menjadi catatan terutama penyelenggara komisi pemilihan umum dan badan pengawas pemilu untuk mencari formulasi yang tepat guna mengajak masyarakat untuk datang menyalurkan hak pilih mereka ke tempat pemungutan suara. “Jadi tantangan kita adalah rendahnya tingkat partisipasi pemilih,” terang Zarkasyi.

Rendahnya partisipasi pemilih bukan berarti masyarakat tidak mempercayai sistem demokrasi di Indonesia, melainkan pada sistem pemungutan suara yang berlaku di daerah. Zarkasyi menyebutkan, sekitar 3 ribu warga Kota Mataram yang bekerja di PT. Amman Mineral di Kabupaten Sumbawa. Jumlahnya ini dinilai sangat besar jika dihitung dari daftar pemilih tetap (DPT) mencapai 320 ribu orang. Belum lagi sebutnya, warga Kota Mataram yang menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kuripan, Kabupaten Lombok Barat serta yang melanjutkan pendidikan di luar daerah seperti Yogyakarta, Malang, Bandung, dan Jakarta. Kondisi ini akan berpengaruh pada tingkat partisipasi pemilih di Kota Mataram. “Kalau di pemilu ada PPLN, semestinya di Pilkada juga harus ada panitia pemilihan daerah,” terangnya.

Warga yang sekolah dan bekerja di luar daerah pemilihan tidak mungkin serta-merta pulang, karena mereka akan memikirkan waktu, biaya dan lain sebagainya. Pemerintah harus mencari inisiatif untuk mencari jalan keluar.

Zarkasyi menyebutkan, target partisipasi pilkada 2024 mencapai 75 persen. Jika dibandingkan Pilkada 2020 hanya 64 persen. Dengan kondisi seperti ini, ia sangat pesimis sehingga salah satu solusinya adalah menggenjot pemilih yang memiliki hak suara berkedudukan di Kota Mataram.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Mataram, Edy Putrawan menyebutkan, target partisipasi pemilih pada Pilkada 2024, tidak melebihi dari pemilu yakni mencapai 75 persen. Tren partisipasinya di Kota Mataram sangat rendah.

Strategi dilakukan untuk meningkatkan partisipasi pemilih sebenarnya melalui sosialisasi ke sekolah, organisasi kemahasiswaan, dan lain sebagainya. “Kita cukup sempurnakan untuk sosialisasi untuk mengajak warga untuk datang memilih,” terangnya.

Edy menilai pendidikan politik perlu diberikan kepada masyarakat, supaya memiliki kesadaran yang sama untuk menyalurkan hak pilih mereka ke tempat pemungutan suara. Adapun pengadaan panitia pilkada luar daerah dinilai menjadi kebijakan KPU RI. “Kita hanya mengeksekusi saja karena sepenuhnya berada di KPU RI,” demikian kata dia. (cem)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -spot_img
- Advertisment -


VIDEO