Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram terus berupaya menekan inflasi. Inflasi year on year sebesar 2,93 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 106,30. Strategi pengendalian melalui 4K terus diintensifkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mataram, perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kota Mataram, pada Juni 2024 terjadi inflasi year on year sebesar 2,93 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,27 pada Juni 2023 menjadi 106,30 pada Juni 2024. Sedangkan untuk m-to-m mengalami deflasi dengan tingkat sebesar 0,24 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 1,26 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sembilan indeks kelompok pengeluaran dari total sebelas indeks kelompok, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,84 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,06 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,65 persen; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 2,65 persen; kelompok transportasi sebesar 2,39 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,90 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,63 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,59 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,67 persen. Sedangkan penurunan indeks kelompok pengeluaran terjadi pada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,54 dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,60 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Juni 2024, antara lain: beras, emas perhiasan, sewa rumah, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, sigaret kretek mesin (SKM), daging ayam ras, nasi dengan lauk, air kemasan dan minyak goreng.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: telepon seluler, tomat, cabai rawit, sabun mandi cair, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, pengharum cucian/pelembut, tongkol diawetkan, udang basah dan susu cair kemasan.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: tomat, daging ayam ras, bawang merah, sawi hijau, pisang, udang basah, susu cair kemasan, dan ikan pencaran. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Juni 2024, antara lain: beras, sewa rumah, emas perhiasan, air kemasan, sigaret kretek mesin (SKM), dan bimbingan belajar.
Pada Juni 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,54 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,45 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,31 persen; kelompok transportasi sebesar 0,30 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,10 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen.
Sedangkan pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu: kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02 persen.
Menanggapi hal tersebut, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram, Miftahurrahman dikonfirmasi di ruang kerjanya pada Kamis, 11 Juli 2024 menegaskan, upaya pengendalian inflasi di Kota Mataram, tetap secara konsisten melalui penerapan strategi 4K yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Keterjangkauan harga melalui strategi Kerjasama dengan Badan Urusan Logistik Kota Mataram untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan melalui distribusi beras medium, gula, dan minyak goreng untuk dijual di outlet mitra Bulog. “Kemudian disamping itu penyaluran besar ke penerima manfaat. Penyaluran cadangan pangan dengan Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram bagi yang belum tersentuh bantuan,” terangnya.
Program lainnya adalah, melaksanakan gerakan pasar murah. Pasar murah selalu menarik antusiasme masyarakat, sehingga bahan makanan yang dibawa distributor laris manis. Di samping itu, sidak pemantauan harga di retail modern dan pencatatan harga di pasar induk sehingga sejak dini terjaga harga pasar.
Sementara, kaitannya dengan kelancaran distribusi tentunya tidak ada kendala di Kota Mataram, karena infrastruktur dan pasar tradisional bagus dan mudah terjangkau. Kemudian, tingkat distribusi barang lancar.
Untuk ketersediaan pasokan ada pengadaan cadangan pangan dan kesepakatan daerah dalam konteks penyediaan pasokan. “Misalnya, Kota Mataram kekurangan cabai sehingga ada kesepakatan antara daerah untuk menjamin ketersediaan pasokan,” terangnya.
Miftah menegaskan, inflasi 2,93 persen relative membaik dari bulan sebelumnya 3,4 persen. Artinya, posisi inflasi Kota Mataram berada satu plus minum 2,5 atau di bawah 3 persen. (cem)