Mataram (Suara NTB) – Tim medis dari Indonesia ikut diberangkatkan ke Jalur Gaza Palestina dalam misi kemanusiaan. Salah satunya adalah dr. Fahmi Anshori yang merupakan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi asal NTB. Ia ikut terlibat sebagai relawan tim medis Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) di Jalur Gaza, Palestina.
Ia sebagai relawan tim medis MER-C bersama 10 rekannya yang juga merupakan dokter spesialis bedah ortopedi, dokter umum, perawat dengan berbagai keahlian, bidan, dan tenaga kesehatan lain berhasil menembus Rafah, Gaza Selatan. Mereka telah tiba di Rafah pada Senin, 18 Maret 2024 pukul 17.15 waktu setempat atau pukul 22.15 WIB.
“Iya betul saya sebagai salah satu relawan tim medis MER-C di Gaza, Palestina,” kata dr. Fahmi secara singkat saat dihubungi dari Mataram Rabu 20 Maret 2024kemarin. Dikutip dari keterangan resmi MER-C, kedatangan 11 relawan tim medis tersebut disambut haru dan syukur oleh relawan medis di sana dan pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.
Ketua Presidium MER-C, dr. Sarbini Abdul Murad mengatakan, pengiriman 11 relawan MER-C yang saat ini sudah tiba di Gaza merupakan tujuan utama sejak awal terjadinya agresi. Meraka datang untuk membantu warga Gaza yang pada saat ini sangat membutuhkan tenaga medis.
“MER-C telah berupaya sekuat tenaga untuk bisa mengirimkan tim medis ke Gaza dengan bekerja sama ke semua pihak, maka hari ini ada 11 orang relawan MER-C yang berada di Jalur Gaza terdiri dari dokter bedah ortopedi, dokter umum, perawat dengan berbagai keahlian, bidan dan lainya,” ujarnya.
Jika ditambah dengan relawan medis yang sudah ada di sana sebelumnya yang berjumlah dua orang, maka tim MER-C yang kini berada di Gaza sebanyak 13 orang. Relawan tim medis MER-C yang telah tiba di Gaza itu, akan bekerja di fasilitas kesehatan yang ditunjuk WHO dan Kementerian Kesehatan Palestina.
Wilayah penugasan akan berada di Jalur Gaza bagian selatan, karena rumah sakit di wilayah tersebut masih berfungsi di tengah lumpuhnya sebagian besar fasilitas kesehatan sepanjang Jalur Gaza.
“Mereka akan bekerja di sana minimal selama dua minggu, maksimal satu bulan dan nanti akan ada estafet selanjutnya. Karena kami tidak mau ini berhenti, selama ada relawan kita di sana,” tambah dr. Sarbini.
Sebagai informasi, dr. Fahmi Anshori yang menjadi salah satu relawan tim medis MER-C di Gaza, merupakan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi (bedah tulang). Selain itu, ia termasuk anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Mataram. Ia melayani pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Mataram, Rumah Sakit Mandalika Provinsi NTB, dan Rumah Sakit Metro Medika.
Dokter Fahmi juga pernah terlibat kegiatan kemanusian lain, yakni saat gempa Lombok 2018. Waktu itu, ia tergabung dalam tim bedah gabungan, yang terdiri dari lembaga kemanusiaan MER-C, PABOI Jaya (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi), dan Departemen Ortopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo. Tim ini adalah tim khusus bedah yang berfokus pada tindakan operasi bagi korban gempa, yang biasanya banyak mengalami patah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan. (ris)