Taliwang (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumbawa Barat saat ini tengah mempertimbangkan untuk menghentikan penerapan Status Kejadian Luar Biasa Demam Bedarah Dengue (KLB DBD). Sebagaimana diketahui sejak Agustus lalu KSB ditetapkan KLB DBD setelah ditemukannya satu kasus kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
“Kita akan ajak semua Puskesmas untuk membicarakan hal ini (penghentian status KLB DBD) dalam waktu dekat,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinkes KSB, Indra Alamsyah, Kamis, 12 November 2024.
Dikatakan Indra ada beberapa pertimbangan yang pihaknya jadikan acuan sebagai dasar untuk mengakhiri status KLB DBD saat ini. Diantaranya, tren kasusya yang menurun siginifikan dalam beberapa pekan terakhir, case fatality rate (CFR) yang turun dibuktikan dengan tidak adanya lagi pasien DBD dalam kondisi butuh penanganan medis berat.
“Pengecekan mingguan kami terhadap setiap elemennya semua bisa dikatakan normal sekarang,” klaim Indra.
Keberhasilan menekan jumlah kasus DBD sehingga akan diakhirinya status KLB penyakit berbasis lingkungan itu, dikatakan Indra tidak lepas dari kerja keras seluruh Puskesmas berikut jaringan di bawahnya. Selama ini, sejak status KLB diterapkan, Puskesmas di seluruh kecamatan dengan sigap melakukan penanganan dan upaya pencegahan di tingkat lapangan.
“Kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) masif dilakukan. Sosialisasi ke masyarakat juga hampir setiap hari,” sebut Indra.
Sleanjutnya Indra mengungkapkan tingginya kasus DBD tahun 2024 ini dipicu oleh kondisi cuaca. Musim kering berkepanjangan yang terjadi sepanjang tahun ini membuat masyarakat banyak menampung air di rumahnya. Penampungan air itulah yang kemudian menjadi pemicu tumbuh suburnya nyamuk pembawa DBD di lingkungan masyarakat.
“Air yang ditampung itu menjadi sarang nyamuk. Makanya waktu itu kami sulit juga menyarankan masyarakat untuk membuang air tampungannya karena dalam kondisi sulit air (kekeringan), ” cetus Indra.
Sementara saat ini lanjut Indra, dengan masuknya musim penghujan, secara otomatis akan menyulitkan nyamuk DBD berkembang biak. “Yang jadi sarang nyamuk itu kan air tergenang dan tenang dan umumnya jernih. Nah kalau hujan kan airnya terus berganti. Tapi walau begitu kita juga tetap harus terapkan upaya PSN agar tempat-tempat berpotensi menjadi sarang nyamuk tidak ada,” tukasnya. (bug)