Mataram (Suara NTB) – Upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB dari berbagai negara tahun 2025 akan diperluas. Bahkan, promosi pariwisata yang selama ini yang hanya menyasar pasar Singapura, Malaysia dan mengikuti kegiatan promosi pariwisata di Eropa, maka tahun 2025 akan ditingkatkan lagi. Promosi pariwisata akan dilakukan di sejumlah negara di Eropa, seperti Inggris, Italia, bahkan hingga Amerika Serikat.
Selama ini, menurut Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Provinsi NTB Sahlan M. Saleh, promosi pariwisata dilakukan ke daerah atau negara yang menyumbang banyak wisatawan ke NTB. Artinya, promosi pariwisata yang dilakukan mempertimbangkan hasil dengan banyaknya wisatawan ke NTB setelah melakukan promosi.
Rencana kerja BPPD NTB tahun 2025 adalah meningkatkan cakupan wilayah promosi pariwisata NTB di tingkat internasional. Kita akan mengikuti MATTA Fair Malaysia, ITB Asia Singapore, ASEAN Tourism China, ASEANTA Travel Fair Thailand hingga Australia Exhibition dan lain -lain, ungkapnya.
Sementara di luar kawasan ASEAN, BPPD NTB berencana mengikuti sejumlah kegiatan promosi pariwisata di kawasan Timur Tengah, seperti ATM Dubai dan Riyadh Travel Fair. Di Eropa, tambah Ketua Astindo NTB ini, pihaknya berencana untuk mengikuti WTM London, ITB Berlin dan menggelar Sales Mission di sejumlah negara Eropa hingga Sales Mission di Amerika Serikat.
Tidak hanya itu, lanjutnya, BPPD NTB tidak melupakan pasar dalam negeri. Beberapa daerah yang merupakan penyumbang wisatawan Nusantara terbanyak selama ini akan digencarkan promosinya. Sebagai contoh, penyumbang wisatawan Nusantara terbanyak selama ini berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah hingga Sulawesi Selatan.
Namun, pengelola pariwisata di NTB melupakan Bali yang merupakan penyumbang wisatawan mancanegara dan Nusantara jarang menjadi sasaran promosi. Untuk itu, tahun 2025 pihaknya berencana melakukan promosi pariwisata ke Bali dan daerah-daerah yang selama ini belum terjamah, seperti Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya.
Selain itu, tambahnya, dalam mempromosikan potensi wisata di NTB, pelaku wisata bukan tidak mau menjual objek wisata di NTB secara keseluruhan. Menurutnya, objek wisata yang akan dijual sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, sehingga sangat wajar jika pelaku wisata hanya menjual paket itu-itu saja.
Sebagai contoh, pihaknya tidak bisa menjual paket wisata ke Pulau Sumbawa jika peminatnya sedikit. Dalam hal ini, industri wisata memiliki perhitungan tersendiri dalam menjual paket wisata. Namun, potensi-potensi yang belum disentuh selama ini akan dioptimalkan promosinya tahun 2025 mendatang.
Tidak hanya itu, BPPD Provinsi NTB akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota ketika melakukan promosi pariwisata. Termasuk siap melibatkan pemerintah kabupaten/kota, sehingga apa yang menjadi sasaran promosi di luar negeri optimal dijual.
Meski demikian, ujarnya, segala macam promosi pariwisata ke dalam dan luar negeri tidak ada artinya, jika hospitality atau kenyamanan wisatawan berkunjung ke objek wisata tidak ada. Begitu juga dengan kondisi kebersihan dan sumber daya manusia yang ada di lapangan harus dipersiapkan. Termasuk melakukan penataan terhadap penjual asongan yang selama ini menjadi keluhan wisatawan. (ham)