Mataram (Suara NTB)- Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram telah menemukan olahan makanan yang mengandung zat berbahaya saat menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Mandalika, tanggal 14 Maret lalu. Karena itulah Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi NTB dan BBPOM Mataram akan rutin turun ke beberapa wilayah untuk melakukan pengecekan sampel makanan.
Kepala Dikes NTB, Dr. dr. H. Lalu Hamzi Fikri menerangkan bahwa kasus penemuan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya sebenarnya telah menurun. Namun, momen Ramadhan membuat penjual takjil mulai menjamur, sehingga perlu menjadi atensi pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Dikes NTB bersama BBPOM Mataram dan rekan-rekan selama ini aktif melakukan sosialisasi tentang keamanan pangan. Kami melengkapi sosialisasi dengan tes bahan berbahaya. Pedagang yang terbukti menjual makanan dengan bahan berbahaya akan mendapat sanksi berupa teguran dan pengamanan di wilayah setempat,” ungkap Fikri akhir pekan kemarin.
Untuk melakukan pengecekan keamanan suatu makanan, Dikes NTB terbiasa membawa alat tes bahan makanan saat sidak. Dikes biasanya menguji bahan makanan yang mengandung Rhodamin B yang kerap kali terkandung dalam produk terasi. Kemudian, ada pula boraks yang biasa terkandung pada kerupuk, mie, dan bakso.
“Bahan-bahan tersebut berbahaya karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Maka, saya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilah dan memilih bahan makanan,” pungkasnya.
Fikri mengingatkan ke masyarakat soal bahaya mengonsumsi zat-zat berbahaya dalam makanan. Sebab, zat-zat bahaya tersebut dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Zat-zat berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil hanya boleh dipakai untuk keperluan tubuh bagian luar, bukan tubuh bagian dalam. “Kalau masuk ke dalam tubuh manusia, akan sangat merusak organ-organ yang ada,” terang Fikri.
Boraks misalnya beracun terhadap semua sel. Bila tertelan, senyawa itu dapat menyebabkan efek negatif pada susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Selain itu, dapat menimbulakan gejala-gejala yang tertunda meliputi, tubuh terasa tidak nyaman atau malaise, mual, nyeri hebat pada perut bagian atas atau epigastrik, pendarahan saluran pencernaan atau gastroenteritis. Serta, muntah darah, diare, lemah, mengantuk, demam, dan rasa sakit kepala.
“Formalin atau larutan formaldehid yang melalui saluran pencernaan dapat mengakibatkan luka korosif terhadap selaput lendir saluran pencernaan disertai mual, muntah, rasa perih yang hebat dan perforasi lambung,” jelas Fikri.
Rhodamin B juga menurutnya menjadi bahan berbahaya yang patut dihindari. Karena, dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan fungsi hati dan kanker hati. Ada pula kuning metanil dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, panas, rasa tidak enak dan tekanan darah rendah. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan kanker kandung kemih.
“Oleh karena itu, saya mengimbau kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam memilah dan memilih bahan-bahan makanan yang akan dikonsumsi,” tutup Fikri.(ris)