spot_img
Rabu, Oktober 9, 2024
spot_img
BerandaNTBHPP Naik, Petani Jangan Naikkan Harga Gabah

HPP Naik, Petani Jangan Naikkan Harga Gabah

DINAS Perdagangan (Disdag) Provinsi NTB mengharapkan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) beras tidak menjadi dasar bagi petani menaikkan harga gabah. Justru dengan kenaikan HPP ini untuk menyamakan harga beras di pasar.

Demikian disampaikan Kepala Disdag Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti, S.STP., kepada wartawan di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur NTB, Kamis 04 April 2024.

Diakuinya, adanya kenaikan HPP ini sesuai dengan kenaikan harga beras di pasar. Hal ini juga diharapkan pedagang di pasar tidak lagi menaikkan harga beras, khususnya petani karena pemerintah sudah menetapkan HPP. ‘’HPP naik kan sesuai harga pasar. Jadi seharusnya pasar tidak boleh menaikkan lagi terutama petani. Sekarang HPP mengejar harga petani. Jadi jangan dinaikkan lagi. Sudah sama harganya,’’ ujarnya mengingatkan.

Begitu juga dengan Bulog, tambahnya, akan mengikuti dengan HPP, sehingga Bulog mampu bersaing dengan pelaku usaha/swasta dalam menyerap gabah petani. Meski selama ini, banyak petani yang lebih cenderung menjual gabahnya ke pengusaha, karena harga pembeliannya lebih tinggi.

‘’Kami berharap kalau sudah Bulog sama kemampuannya dengan pelaku usaha, maka akan lebih mudah untuk menyerap, jadi petanipun tidak ada alasan untuk tidak menjual ke Bulog,’’ tambahnya. .

Disinggung penjualan beras ke luar daerah, untuk sementara pihaknya menyarankan untuk tidak dilakukan. Sementara di satu sisi, dari luar daerah akan masuk beras Bulog dengan kapasitas 34 ribu ton ke NTB.

Pihaknya mengharapkan jika sudah panen raya tidak ada lagi beras dari luar daerah yang masuk NTB. Di beberapa tempat di NTB petani melakukan panen secara sporadis. Belum serentaknya panen ini disebabkan dampak el nino akhir Desember hingga awal tahun 2024 yang berpengaruh pada pola tanam padi yang tidak serentak di NTB.

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB Muhammad Taufieq Hidayat. Pihaknya menyambut positif kenaikan HPP yang sudah ditetapkan pemerintah.

‘’Kita mensejahterakan petani, jadi bukan hanya kita genjot produksi tapi harus diikuti harga bagus untuk petani. Dengan membaiknya harga produksi hasil pertanian itu tentu tingkat daya tukar petani. Itu akan meningkat, ini yang akan kita harapkan, tidak ada buah simalakama, karena kalau naik harganya kan petani. karena dia yang memproduksi,’’ terangnya.

Sekarang ini, pihaknya mengimbau kepada petani tidak menjual habis berasnya. Petani harus ada stok hingga panen berikutnya dan ditaruh di lumbung. ‘’Jadi kalau ada kenaikan harga beras tidak akan berdampak ke rumah tangga. Tinggal dihitung berapa kalau satu kepala 10 kg kan tinggal dihitung berapa,’’ ujarnya memberi gambaran. (ham)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO