Selong (Suara NTB)- Jumlah bayi baru yang lahir di Kabupaten Lombok Timur cukup tinggi. Rata-rata angka kelahiran mencapai 24 ribu pertahun. Dari jumlah itu, 20 persen dinilai masuk resiko tinggi terjadi kasus kematian pada ibu maupun pada kematian bayi yang dilahirkan.
Demikian dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Lotim, Dr. H. Pathurrahman melalui Kepala Koordinator Kesehatan Keluarga, dr. Meiza Rahman saat diwawancara di kantor Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim, Jumat 26 april 2024
Lotim dikenal sebagai daerah yang cukup tinggi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Pemerintah pun menjadikan Lotim sebagai daerah yang serius dalam penanganan kasus AKI dan AKB.
Selama dua tahun terakhir, Pemkab Lotim sebenarnya sudah mampu menekan kasus AKI dan AKB. Data tahun 2022, jumlah AKI 34 kasus dan AKB 219 kasus. Jumlah ini berhasil ditekan menjadi 23 kasus AKI dan 172 kasus AKB tahun 2023.
Sejauh ini, Lotim sudah mampu menekan kasus AKI dan AKB hingga jauh berada di bawah rata-rata nasional. AKI yang semula 138/100.000 kelahiran hidup menjadi 100/100.000 kelahiran hidup di tahun 2023. Angka tersebut di bawah Target Nasional 210/100.000 Kelahiran Hidup. Sementara AKB mengalami penurunan dari 8,9/1.000 Kelahiran Hidup tahun 2022 menjadi 7,6/1.000 Kelahiran Hidup tahun 2023 dan juga sudah di bawah Target Nasional 18,6/1.000 Kelahiran Hidup.
Berbagai program intervensi dilakukan Pemkab Lotim melalui Dinas Kesehatan khususnya untuk lebih akseleratif dalam menekan kasus AKI dan AKB. Diakui dr. Meiza, faktornya tidak saja satu. Keterlibatan lintas sektoral menjadi alasan ikut menekan kasus AKI dan AKB.
Diketahui, Lotim saat ini sudah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Mulai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R. Soedjono Selong sudah memiliki tempat khusus perawatan Ibu dan Anak.
Secara kualitas dan kuantitas rumah sakit juga bertambah. Jumlah rumah sakit negeri di Lotim dulu hanya satu, sekarang sudah empat. Rumah sakit Dr. R. Soedjono sendiri, kedua RSUD Patuh Karya di Labuhan Haji, RS Selaparang di Suela dan Rumah Sakit Patuh Karya di Keruak.
Jumlah Puskesmas di Lotim saat ini 35 unit. Sinergi program dengan pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah pusat juga berjalan dengan baik. Sehingga saat ini alat kesehatan (alkes) di semua Puskesmas terus di lengkapi. Salah satu yang penting adalah alat Ultrasonografi (USG) saat ini sudah ada di semua Puskesmas.
Dahulu, kegiatan USG hanya bisa dilakukan di dokter-dokter praktek swasta. Saat ini, USG bisa langsung dilakukan di semua Puskesmas dengan begitu mudah dijangkau oleh masyarakat.
Selanjutnya disampaikan dr. Meiza, berbicara upaya pencegahan kematian ibu dan anak sudah mulai dilaksanakan sejak dini. Yakni mulai dari remaja. Khususnya remaja putri.
Diberikan program pemberian vitamin penambah darah kepada semua remaja putri. Para calon ibu ini harus sehat. Sebagian besar kasus AKI dan AKB karena perdarahan dan anemia. Pemberian penambah darah diharapkan bisa membuat para calon ibu ini sehat. Hanya saja berdasarkan hasil evaluasi saat ini, pemberian vitamin fe ke para remaja, khususnya di sekolah ini belum optimal.
Petugas puskesmas tidak mungkin melakukan kunjungan terus menerus sekadar untuk mengecek apakah siswi ini sudah konsumsi vitamin atau tidak. Semua satuan pendidikan tingkat SMA sederajat dan SMP sederajat sudah diberikan vitamin penambah darah dan diharapkan keterlibatan dari para bapak ibu guru mengontrolnya kepada para siswanya.
Berikutnya, tidak kalah penting kata Meiza adalah keharusan para calon pengantin (catin) untuk memeriksa kesehatan reproduksi ke fasilitas kesehatan. Sejauh ini, masih banyak yang belum melakukan pemeriksaan kesehatan. Padahal, pemeriksaan kesehatan calon penganttin ini sangat penting sebagai langkah awal yang efektif menekan kasus AKI dan AKB. Di mana, catin yang berdasarkan hasil pemeriksaan lingkar lengan atas kurang dan resiko tinggi jika hamil diberikan rekomendasi untuk menunda dulu kehamilan.
Sejauh ini, yang diperiksa banyak yang sudah memenuhi umur. Sedangkan yang berada di bawah umur yang minim memeriksa. Sementara diketahui, dari data Bidang Kesga Dikes Lotim terdapat 1.114 anak di bawah umur saat ini sedang hamil. “Pemeriksaan Catin perempuan utamanya ini butuh kerjasama lintas sektoral, mulai dari para Kepala wilayah, Kader Posyandu, KUA dan pasangan Catin sendiri,” imbuhnya.
Terakhir, saat hamil diminta kepada pasangan suami istri ini rajin kontrol kesehatan. Proses saat hamil ada kunjungan wajib 6 kali bertemu bidan dan dokter dan pemeriksaan USG dan laboratorium. Proses melahirkan tak boleh lagi di polindes, tapi harus di puskesmas. Hal ini semata untuk menekan kasus AKI dan AKB tidak terulang di Kabupaten Lotim. (rus)