Taliwang (Suara NTB) – Kerja-kerja program PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dalam membantu pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dalam menurunkan angka stunting diharapkan dapat diperluas jangkauannya.
Wakil bupati, Fud Syaifuddin mengatakan, AMMAN selama ini secara nyata telah memberi kontribusi besar membantu daerah dalam menekan angka stunting pada anak. Namun upaya itu terasa belum maksimal mengingat kegiatan AMMAN masih berkosentrasi di wilayah lingkar tambang atau sekitar area perusahaan. “Harapan kami jangan lingkar tambang saja. Tapi pada semua kecamatan program AMMAN terkait stunting juga dapat dijalankan,” cetus Wabup saat acara Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten, awal pekan ini.
Upaya penurunan stunting oleh pemerintah KSB sejauh ini sudah pada rel yang tepat. Ini terlihat pada keberhasilan KSB setiap tahunnya mampu menurunkan jumlah anak yang lahir dapat terhindar dari kondisi tubuh kerdil itu. Capaian itu kata Wabup, merupakan hasil kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak termasuk dunia usaha khususnya PT AMMAN. “Andai saja sejak awal AMMAN bisa menghandel 8 kecamatan. Tentu laju penurunan stunting kita akan lebih besar pastinya,” katanya.
Wabup mengapresiasi kinerja PT AMMAN yang memiliki program membantu Pemda KSB di bidang kesehatan khususnya penanganan stunting. Terlebih perusahaan itu, Wabup melihat dalam menjalankan setiap programnya sangat fokus dan detail.
“Kenapa saya yakin laju penurunan stunting kita akan lebih cepat kalau AMMAN memperluas program (stuntingnya) di seluruh kecamatan. Karena mereka itu planningnya (rencana kerja) matang sebelum dijalankan,” kata Wabup yang juga ketua TPSS KSB.
Pada bagian lain, Wabup juga mengapresiasi pelaksanaan dari pihak pemerintah dan kerja sama pihak lainnya seperti TNI/Polri, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dunia usaha hingga instansi vertikal lainnya. Ia mengatakan, gerakan Tim PKK sebagai salah satu garda terdepan pemerintah dalam upaya menurunkan stunting pada anak sudah sangar baik melalui intervensi peningkatan asupan makanan bergizi bagi balita. “Pencegahan sejak dini juga melalui kontrol kesehatan pada ibu-ibu hamil saya lihat juga kita sudah bagus,” tukasnya.
Sementara itu kepala DP2KBP3A KSB, H. Tuwuh menjelaskan, berdasarkan data laporan Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) per Februari 2024, angka stunting di KSB ada di posisi 7,48% (842 balita stunting).
Angka ini menurutnya, lebih baik jika dibandingkan dengan hasil EPPGBM pada bulan Agustus tahun 2023 yaitu 7,64% (873 balita stuntng). Begitu juga hasil dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, prevalensi stunting KSB ada di angka 10,5 %, lebih baik dari angka Provinsi NTB 24,6 % dan Nasional di angka 21,5 %.
“Hasil perhitungan prevalensi stunting hasil SKI 2023 dan pencatatan EPPGBM Februari 2024 menunjukkan selisih yang tidak bermakna yaitu 3,02 % (<5%), hal ini menunjukkan bahwa kinerja penurunan stunting di kita telah berjalan dengan sangat baik,” klaim H. Tuwuh. (bug)