Mataram (Suara NTB) – Dalam menjawab tantangan dan perkembangan teknologi, termasuk industri pariwisata, para seniman tradisi harus membuka diri dan membuka ruang untuk keluar dari hal yang biasa. Bukan untuk mengubah suatu tradisi menjadi hal yang baru, melainkan mampu menyesuaikan dan mengembangkan seni tradisi di era modern.
Hal itu disampaikan oleh Pelaku Seniman Tradisi, Mariadi Basri, dalam acara Sarasehan Industri Kreatif Berbasis Budaya dan Ruang Hidup Seni Tradisi, di Taman Budaya, Kamis, 4 Juli 2024.
Menurutnya, para wisatawan lokal baik yang dari Pulau Jawa maupun Pulau Bali, yang sudah memiliki budaya tersendiri akan melihat tradisi yang ada di Lombok biasa saja. Berbeda dengan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Lombok dengan budaya yang mereka tidak miliki, tentu akan menjadi menarik dan dapat dikolaborasikan.
Ia menyampaikan, untuk tetap menghidupkan seni tradisi, perlu adanya dukungan dan kerja sama antara pemerintah daerah, dan pemangku kebijakan lainnya dengan seniman-seniman yang ada di Lombok. Artinya, semua lini, subsektor yang ada, dapat terlibat dalam mengambangkan berbagai kesenian seperti seni teater, seni tari dan seni musik tradisional.
“Ini bisa dikolaborasikan termasuk dengan UMKM yang ada. Itu salah satu yang bisa kita laksanakan. Untuk bisa mengguide wisatawan mancanegara terkait dengan industri pariwisata,” jelasnya.
Ia menambahkan, tidak selamanya seni budaya menjadi hal yang harus dijual. Namun, bagaimana keberlangsungan dari seni tradisi dapat terus berjalan. Seharusnya, dengan adanya seni tradisi tersebut mampu membuka ruang-ruang kreatif agar generasi muda selalu termotivasi melestarikan seni budaya. Salah satunya langkahnya yaitu, bantuan dari pemerintah berupa sosialisasi terkait program-program pemerintah pusat yang mengakomodir banyak seni. Seperti musik tradisi atau budaya yang ada di masyarakat.
“Salah satunya dengan mengakses Dana Indonesiana dari Kemendikbud sebagai modal pelaku seni untuk tetap menghidupkan seni tradisi,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah mampu melakukan sosialisasi dan edukasi tentang anggaran-anggaran dana gratis yang dapat diakses pelaku seni. Baik dari pemerintah bidang pariwisata maupun Kemendikbud.
“Mereka seharusnya mensosialisasikan program-program semacam ini. Siapa tahu bisa diakses oleh teman-teman yang ada di komunitas-komunitas seni tradisi itu. Itu yang kami harapkan,” ungkapnya. (ulf)