spot_img
Minggu, April 20, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWAButuh Perhatian Khusus, SDN Tanjung Bila Hanya Miliki Empat Ruang Kelas

Butuh Perhatian Khusus, SDN Tanjung Bila Hanya Miliki Empat Ruang Kelas

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tanjung Bila, Desa Labuhan Kuris, Kecamatan Lape, membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah, karena kondisi saat ini dianggap sangat tidak layak sehingga mengancam proses belajar mengajar.

Pantauan langsung lapangan menggambarkan, beberapa bagian bangunan sekolah mengalami kerusakan. Bahkan gerbang sekolah terpaksa diikat menggunakan tali nilon agar tidak roboh. Kondisi retak juga terlihat, bahkan sebagiannya nyaris roboh.

Sedangkan bagian samping kiri dan kanan serta belakang sekolah, hanya menggunakan pagar kayu dengan kondisi jarang dan tidak rapat, sehingga mudah dimasuki hewan ternak.   Apalagi fasilitas pendukung juga semuanya serba kekurangan.

Total murid yang ada, tak sampai 20 orang dan setiap kelas mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 hanya memiliki siswa tak lebih dari 5 orang. Bahkan sekolah ini hanya memiliki satu local yang dibagi dalam 4 ruangan.

Untuk ruang kerja kepala sekolah, ruang guru, kelas 3 dan kelas 4 berada dalam satu ruangan. Sementara untuk tidak mengganggu proses belajar mengajar kelas 3 dan kelas 4 ini, dipasang sekat dengan ruang kepala sekolah dan guru.

Kemudian kelas 1 dan 2 disatukan, serta kelas 5 dan 6 juga berada dalam satu ruangan. Sekolah ini tidak memiliki gedung perpustakaan, rumah dinas dan mushollah bahkan buku bacaan berserakan di ruang kelas 5 dan 6.

“Kami tidak punya perpustakaan, sehingga kami menggunakan ruangan kelas 5 dan 6 untuk menempatkan buku-buku bacaan yang cukup banyak,” kata Joko Samudro, Wali Kelas 6 kepada wartawan, kemarin.

Joko juga mengaku sekolahnya tidak memiliki mushollah apalagi rumah dinas. Sehingga guru SDN Tanjung Bila yang sebagian besar tinggal di luar desa, harus bolak-balik dari rumah ke sekolah

“Biasanya kami terlambat ke sekolah, karena dihadang air laut yang pasang menutup badan jalan dan pemukiman warga Tanjung Bila. Jadi guru-guru harus menunggu air surut baru bisa melanjutkan perjalanan,”  kata Joko.

Sekolahnya ini kesulitan mendapatkan air bersih dan internet. Bahkan untuk air bersih mereka terpaksa membeli air isi ulang yang datang setiap 2 kali seminggu. “Kalau listrik sudah normal dan menyala 24 jam,” sebutnya.

Aini Rosmana Wali Kelas 1 yang mewakili Kepala Sekolah, mengakui jumlah siswa di SDN Tanjung Bila, sangat minim. Minimnya siswa ini bukan karena kurang peminat, melainkan kurangnya potensi siswa.

Jumlah murid dari kelas 1 sampai kelas 6, hanya 15 orang. Untuk kelas kelas 6 ada 3 orang, kelas 5, kelas 4 dan kelas 3 masing-masing 2 orang. Kemudian kelas 2 sebanyak 4 dan kelas 1 ada 2 orang siswa.

“Di sini ada 10 orang guru terdiri dari 3 guru PNS termasuk kepala sekolah, 5 PPPK, dan 2 orang guru honor,” jelasnya.

Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Sumbawa (DPKS), Zainuddin mengaku prihatin melihat kondisi yang ada. Ia bersama DPKS akan menyampaikan persoalan ini ke dinas terkait untuk mendapat perhatian.

“Apapun itu, pemerataan pembangunan adalah kewajiban pemerintah termasuk hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang baik dengan fasilitas yang memadai. Apalagi 20 persen dari anggaran APBD wajib dialokasikan untuk pelayanan dasar salah satunya pendidikan,” tukasnya. (ils)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO