Mataram (Suara NTB) – Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Waringin, Kecamatan Suralaga, Lombok Timur yang ditembak oleh suku pedalaman Malaysia tiba di rumahnya pada Jum’at, 9 Agustus 2024 lalu.
Selain disambut oleh isak tangis, pemulangan jenazah Gafur ini juga disambut baliho bakal paslon yang akan berduel pada Pilkada serentak 27 November mendatang.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H., mengatakan itu bukanlah suatu persoalan, yang pasti menurutnya adalah jenazah PMI sampai di rumah dan bisa dilihat oleh keluarganya.
“Yang penting sudah pulang dan itu illegal. Terkait Itu (baliho, red) kan masyarakat, silahkan saja,” ujarnya kepada Suara NTB, Senin, 12 Agustus 2024.
Gede melanjutkan bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan perihal paslon yang memanfaatkan momentum ini, hal ini karena sebagai birokrasi, pihaknya tidak terafiliasi dengan politik.
Menurutnya silahkan saja berpolitik asalkan proses pemulangan PMI sudah terlaksana dengan baik dan sesuai prosedural yang mana pemerintah provinsi pun hadir dalam membantu kepulangan jenazah Gafur ini.
Adapun ia juga menyoroti bagaimana pemulangan Gafur yang mengalami sedikit kendala akibat menjadi PMI non prosedural. “Kami sudah membicarakan dengan Konsulat Jenderal langsung, dan beliau mengatakan hari Senin kita akan dipanggil kepolisian, yang penting warga kita sudah bisa pulang, dipulangkan oleh majikan,” lanjutnya.
Sementara itu, A2PMI, Aris Munandar menyayangkan pemulangan Jenazah Gafur ini dijadikan sebagai ajang berpolitik. Menurutnya, sangat kurang etis apabila jenazah juga dipolitisasi. Sehingga ia berharap untuk kedepannya tidak akan ada lagi kejadian semacam ini dijadikan sebagai ajang politik oleh orang-orang berkepentingan. (era)
Recent Comments