Mataram (Suara NTB) – Kantor Bahasa NTB memberikan penguatan literasi di SMKN Pusat Keunggulan (PK) 2 Praya Tengah pada Rabu, 13 Agustus 2024. Sehari sebelumnya, Nurcholis Muslim mewakili Kepala Kantor Bahasa NTB memberikan materi mengenai literasi baca-tulis dan numerasi. Sebagai tindak lanjut dari materi yang telah diberikan, Kepala Kantor Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas memaparkan tentang program kerja yang dapat meningkatkan literasi.
Sebagai informasi, SMK PK merupakan program pengembangan sekolah menengah kejuruan dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan serta penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Penguatan literasi dan numerasi ini merupakan salah satu cara mewujudkan peningkatan kualitas dan kinerja tersebut.
Dalam sambutannya, Kepala SMKN 2 Praya Tengah, Zaenudin berterima kasih atas bimbingan dan pendampingan literasi dari Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat. “Selain literasi, kami juga berharap didampingi dalam tes UKBI. Rencananya, seluruh guru akan kami ikutsertakan dalam tes UKBI. Kami juga mohon pencerahannya apa saja guna sertifikat hasil tes UKBI agar dapat meningkatkan semangat guru-guru dalam mengerjakan tes,” ungkapnya.
Puji Retno menjelaskan, untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah, perlu dilakukan pembiasaan literasi. Ada setidaknya empat hal untuk membiasakan siswa dan guru dengan literasi, yaitu pembuatan majalah dinding, kunjungan wajib ke perpustakaan, membentuk klub baca, dan membentuk klub sinematografi.
Keempat kegiatan tersebut ternyata belum ada di SMKN 2 Praya Tengah. “Kegiatan yang belum ada atau tidak lagi ada seperti majalah dinding harus digalakkan lagi. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dijadikan ekstrakurikuler yang memiliki pengurus sehingga kegiatan dapat dikontrol. Terlebih, sekolah ini memiliki jurusan animasi, sangat cocok jika ada klub sinematografi atau pecinta film,” ujar Puji Retno.
Berkaitan dengan penerbitan buku yang menjadi salah satu luaran, Puji Retno juga memberikan gambaran tentang cara atau pelatihan macam apa yang bisa dilaksanakan agar guru dan siswa dapat menerbitkan buku atau antologi. “Biasanya, Kantor Bahasa mengadakan kegiatan bengkel sastra, yaitu pelatihan secara intensif. Cara lainnya yang bisa digunakan adalah pembentukan kelompok menulis.” Buku yang diterbitkan bisa fiksi ataupun nonfiksi, sesuai kemampuan sumber daya sekolah.
Salah satu guru ternyata sudah ada yang aktif menulis, yaitu Erti, guru mata Pelajaran Matematika. Erti pun berkesempatan membacakan puisi karyanya sendiri. Melihat hal tersebut, Puji Retno meyakinkan bahwa siapa pun bisa menulis, baik itu fiksi maupun nonfiksi. Di akhir pemaparan, Puji Retno juga menyampaikan bahwa hasil tes UKBI dapat bermanfaat untuk memetakan kemampuan, mendaftar beasiswa, hingga syarat pelatihan jabatan fungsional. Ia pun juga mendorong agar siswa SMKN 2 Praya Tengah mengikuti tes UKBI karena gratis bagi pelajar. (ron)