Target investasi di Lombok Barat (Lobar) tahun 2024 baru sebesar Rp1 Triliun, namun hingga pertengahan tahun realisasi investasi baru mencapai Rp165 miliar atau 16,7 persen (sumber : data Online Single Submission (OSS) Triwulan I). Penyumbang terbesar investasi ini masih dari sektor tourism investment atau sektor pariwisata.
Rendahnya realisasi investasi ini mendorong Tim Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Lobar sigap melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke sejumlah destinasi wisata guna mengetahui lebih dekat dan detail apa masalah dan hambatannya. Adapun lokus monev kali ini ke Gili Asahan dan Gili Layar, salah satu destinasi andalan Lobar.
Dari hasil monev terungkap sejumlah persoalan lokal yang disinyalir menjadi hambatan serius investasi, di antaranya ketersediaan air bersih, listrik, aksesibitas transportasi laut, dan potensi persoalan agraria. “Sejumlah persoalan tersebut kemudian dibawa ke forum rapat lintas sektor yang difasilitasi DPMPTSP Lombok Barat,” kata Kepala DPMPTSP Lobar Hery Ramadhan, belum lama ini.
Selain DPMPTSP selaku fasilitator, pihaknya juga melibatkan beberapa pihak, seperti Dishub, PT. PLN UP3 Mataram, Kantor Pertanahan ATR/BPN, dan PTAM Menang serta perwakilan PT. Matahari Luxury Villas dan PT. Hospitality International. Masing-masing pihak menyampaikan masalah dan hambatan investasi, dilanjutkan dengan diskusi/tanya jawab.
Ia menyampaikan pokok kebijakan dan komitmen pemerintah dalam hal investasi dan kemudahan berusaha. Pasca pemberlakuan UU Cipta Kerja, Pemerintah dan Dunia Usaha memiliki tanggung jawab bersama menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
Salah satu instrumennya yakni dengan mendorong peningkatan ekosistem investasi, kemudahan berusaha, penyediaan infrastruktur dasar publik, dan penyelenggaraan perizinan yang mudah, cepat dan akuntabel yang pada akhirnya akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kita semua tentu berharap melalui pertemuan strategis ini akan menghasilkan konklusi yang solutif atas semua masalah dan hambatan investasi yang dihadapi investor di Gili Asahan dan Gili Layar pada khususnya dan di Kabupaten Lombok Barat pada umumnya,” ucapnya.
Konklusi yang di dalamnya berisi saran, masukan serta harapan investor dan masyarakat yang dihasilkan dari pertemuan ini akan dibawa ke forum otoritas sebagai bahan pengambilan kebijakan di bidang investasi dan kemudahan berusaha. (her)