Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, terus melakukan persiapan jelang pelaksanaan Sail to Indonesia yang akan diikuti 50 yatcher dari 38 negara yang akan mengunjungi 12 Destinasi.
“Jadi, persiapan kita saat ini sudah mencapai 90 persen, tinggal kita lakukan finalisasi hal-hal tekhnis saja yang kita laksanakan di pantai Gelora,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Sumbawa, Dr. Dedy Heriwibowo, kepada Suara NTB, Jumat, 6 September 2024.
Dia pun meyakinkan, penataan pantai Gelora sebagai lokasi titik labuh untuk tahun 2024 terus dilakukan pemerintah. Sehingga pada saat pelaksanaan nanti bisa memberikan kesan yang baik bagi para peserta Sail to Indonesia.
“Jadi, selain kita siapkan lokasi kegiatan sejumlah event pendukung juga terus dirancang untuk menyukseskan gelaran tahunan tersebut,” ucapnya.
Pada kegiatan tersebut lanjut Dedi, di acara pembukaan akan ada kegiatan demo flight yakni pesawat yang mendarat di laut. Bahkan untuk pelaksanaan demo tersebut dijadwalkan akan dilakukan sekitar pukul 16. 30 wita yang diikuti kegiatan penyambutan.
“Side event tersebut terus kita matangkan, supaya dalam pelaksanaan nantinya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” sebutnya.
Ia menambahkan, pada saat gelaran event tersebut dua menteri direncanakan akan hadir di Sumbawa. Dua menteri tersebut yakni Menteri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
“Ada dua menteri yang akan hadir, saat ini kami terus melakukan kordinasi secara intensif ke Kementerian terkait,” sebutnya.
Dia melanjutkan, selain destinasi wisata baru (pantai Gelora), pihaknya juga menyiapkan destinasi wisata lainnya. Bahkan ada dua ikon Sumbawa yang diminati peserta Sail rally tahun lalu yakni wisata hiu paus dan karapan kerbau.
“Di destinasi wisata hiu paus juga masih terus ditata salah satunya dengan pembangunan dermaga apung untuk memudahkan akses para wisatawan,” ujarnya.
Seraya menambahkan, dari 12 destinasi yang akan dikunjungi peserta sail, Sumbawa mendapatkan tempat land off paling banyak. Jika di daerah lain yang dikunjungi sekitar empat hari itu sudah maksimal, sementara di Sumbawa sampai enam hari.
“Kita paling banyak land off nya, sehingga kita berharap bisa memberikan dampak ke perekonomian masyarakat yang berada di sekitar lokasi kegiatan,” tukasnya. (ils)