Mataram (Suara NTB) – SMPN 11 Mataram menghadirkan Komisi Pemilhan Umum (KPU) Kota Mataram di aula SMPN 11 Mataram, Sabtu, 7 September 2024. Kehadiran KPU itu dalam rangka pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema Suara Demokrasi untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Tahun Ajaran 2024/2025.
Anggota KPU Kota Mataram Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi dan Hubungan Masyarakat, Musleh menyampaikan materi pendidikan pemilih melalui kelas pemilu bagi Prapemilih. Dalam paparannya, dia menguraikan terkait demokrasi, ketentuan sebagai pemilih, dan bagaimana memilih secara rasional. “Saya mengajak siswa untuk lebih mengenali tentang struktur lembaga pelaksana demokrasi di Indonesia, salah satunya yaitu KPU baik di tingkat pusat sampai ke tingkat kecamatan,” ujarnya.
Siswa diharapkan dapat mewujudkan implementasi pelaksanaan demokrasi di lingkungan sekolah melalui organisasi siswa yaitu OSIS. Nantinya bisa menumbuhkan partisipasi aktif sebagai warga sekolah dan menumbuhkan daya berpikir kritis dalam diri setiap siswa.
“Sebagai contoh suatu kegiatan yang bisa berdampak positif adalah siswa jadi lebih memahami bagaimana tata cara serta urutan pelaksanaan dan langkah-langkah ketika akan berpartisipasi di dalam kegiatan pemilihan umum,” ujar Musleh.
Kepala SMPN 11 Mataram, H. Azizudin menyatakan sekolah mengundang KPU karena lembaga tersebut sangat terkait dengan proses pemilihan umum di Indonesia, sehingga para siswa akan paham teknis pelaksanaan pemilu. “Ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Ikuti dengan baik karena ini kesempatan langka kita bisa belajar langsung dari pihak-pihak yang terlibat dalam pemilu dan dapat memahami proses demokrasi yang berlangsung di negara kita,” ujar Azizudin.
Selain itu, dengan mengimplementasikan kegiatan proyek suara demokrasi sebagai bekal siswa ketika berada di masyarakat untuk membantu pelaksanaan pemilu di lingkungan rumahnya masing-masing. Sedangkan di sekolah, pengenalan awal dimulai dari proses pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS ajang pembelajaran demokrasi di sekolah.
Sementara itu, tim pelaksana sekaligus menjadi fasilitator dari kegiatan Proyek ini, Hakki Khairmain, menyatakan dengan adanya kegiatan ini siswa diharapkan mampu untuk meningkatkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara saling menghargai pilihan masing-masing. Dan dapat meningkatkan daya pikir yang kritis mengenai bagaimana menyampaikan pendapat.
“Kegiatan ini sangat seru dan positif, anak-anak generasi sekarang perlu dibekali hal-hal seperti ini agar pemahaman terkait Pancasila tidak luntur begitu saja. Meningkatkan rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” harap Hakki. (ron)