Sejumlah fasilitas layanan sedang dibangun RSUD Tripat Lombok Barat (Lobar). Di antaranya, Ruang Rawat Inap, HD (Hemodialisa) atau cuci darah, Cath Lab atau kateterisasi jantung, CT-Scane 64 slice, Mamo grafi gedung untuk layanan Cyto toxic dan Ruang Rawat Inap (Ranap). Â Pengerjaan beberapa paket proyek ini pun didampingi pihak Kejaksaan.
“Bukan hanya proyek strategis (didampingi) tapi semua, karena kami ada MoU dengan kejaksaan,” kata Direktur RSUD Tripat dr H Suriyadi, Sp.An., akhir pekan kemarin.
MoU dengan kejaksaan merupakan pertama dilakukan di Lobar, mencakup tidak saja pendampingan proyek, namun juga konsultasi atau pendampingan masalah hukum. Pihaknya bersama Kabag Hukum, Inspektorat dan Kejaksaan berkoordinasi dan konsultasi.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan atau penyimpangan. “Karena itu butuh pendampingan dari internal dengan Bagian Hukum dan Inspektorat, yang eksternal dengan kejaksaan,” ujarnya.
Hal-hal yang dikonsultasikan ke kejaksaan, terkait draf Perjanjian Kerja Sama (PKS) di RSUD. Di RSUD ada tim legal drafting, tim advokasi hukum RSUD, berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Bagian Hukum.
Disebutkan tahun ini pihaknya membangun gedung HD (Hemodialisa) atau cuci darah. Cath Lab atau kateterisasi jantung, dibangun ruangan dan disiapkan alat Cath Lab untuk pemasangan ring jantung, sehingga diharapkan bisa dibuka layanan jantung tahun depan. Kemudian CT-Scan 64 slice yang disiapkan di UGD. Mamo grafi untuk layanan pemeriksaan kanker payudara tahun depan.
Selanjutnya, gedung untuk layanan Cyto toxic, yang disiapkan baru bangunan gedung untuk mempersiapkan terapi kanker. Karena pihaknya belum memiliki SDM, sehingga bertahap dilakukan dengan menyiapkan bangunan lebih dulu. Nantinya secara bertahap pemenuhannya akan dilakukan. Untuk progres pekerjaan proyek ini berbeda-beda. “Yang jelas masih on the track dari target. “Yang masih kurang-kurang itu kita intervensi (percepatan ,”jelasnya.
Diakuinya, ada proyek yang progresnya minus. Karena ini kaitan dengan pengadaan di pusat, masih proses lelang seperti untuk CT Scan, sehingga perlu menunggu itu. “itu perlu menunggu dari pusat,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya bersama Kepala Dinas Kesehatan selaku PA (pengguna anggaran), melakukan evaluasi progres pengerjaan proyek tiap pekan dan secara berkala dilaporkan ke Kemenkes dari jadwal pelaksanaan proyek ini selesai Minggu kedua Desember. “Tapi saya tidak mau selesai akhir Desember, tapi di awal-awal Desember, di bawah Tanggal 20 Desember selesai agar ada waktu untuk evaluasi,” tutupnya. (her)