Mataram (Suara NTB) – Taman Udayana mulai tidak ramah bagi pengunjung yang car free day (CFD) setiap akhir pekan. Kondisi ini disebabkan pedagang kaki lima (PKL) yang membludak dan memanfaatkan trotoar jalan untuk berjualan.
Apriadi mengeluhkan kondisi Taman Udayana yang sesak dengan pengunjung serta pedagang. Trotoar mulai dari depan Gedung DPRD NTB sampai pos polisi dipadati pedagang kaki lima. Kondisi ini juga diperparah dengan aktivitas promosi dari sejumlah perusahaan makanan dan lain sebagainya. “Kita sudah tidak nyaman kalau mau berolahraga di Udayana,” kata dia ditemui, kemarin.
Ia menceritakan kondisi Taman Udayana lima tahun lalu, tidak sepadat yang dirasakan saat ini. Pengunjung bisa leluasa berolahraga serta menikmati udara segar. Saat ini, area jogging trek dipadati pedagang. Trotoar dipenuhi lapak serta kendaraan. Barang yang dijual tidak hanya makanan, melainkan sayur-sayuran, baju bekas, dan lauk pauk. “Mirip seperti pasar tumpah,” kritiknya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, H. Nizar Denny Cahyadi mengakui, pengunjung di Taman Udayana sudah mulai tidak merasa nyaman untuk berolahraga dan mencari hiburan karena padatnya pedagang yang menempati trotoar dan area publik lainnya saat car free day. Pedagang tidak saja berasal dari Kota Mataram, melainkan datang dari luar, sehingga sulit mengatur. Pihaknya tidak bisa serta-merta melarang warga karena berkaitan dengan masalah ekonomi. “Iya, tidak bisa juga kita melarang warga berjualan karena ini juga urusan perut mereka,” pungkasnya.
Skema telah diatur sebagai bagian dari solusi untuk memberi ruang bagi pengunjung menikmati akhir pekan. Pemkot Mataram memiliki kebijakan merelokasi PKL di CFD Udayana ke eks Bandara Selaparang. Hari bebas kendaraan bermotor akan diperluas sampai ke dalam bekas bandara, sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung yang berolahraga maupun mencari hiburan.
Nizar Denny menambahkan, penataan di kawasan eks Bandara Selaparang telah dimulai dan pedagang akan disiapkan lokasi yang representatif. “Kendalanya kami selama ini jumlah pedagang yang semakin bertambah dan tidak bisa disaring lagi,” ujarnya.
Pasca direlokasi diharapkan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di trotoar di sepanjang Jalan Udayana, agar pengunjung bisa menikmati dan merasakan kenyaman berolahraga. (cem)