Selong (Suara NTB) – Pimpinan Pusat (Pimpus) Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh dan Hibah (Lazah)Â Nahdlatul Wathan (NW), TGH Zakaria menyarankan pemerintah agar lebih responsif menangani musibah kekeringan yang berujung krisis air bersih. Seperti di Kabupaten Lotim banyak warga yang minta didistribusikan air bersih langsung.
Hal itu dikemukakan TGH Zakaria kepada Suara NTB, Rabu, 25 September 2024. Menurutnya, berdasarkan hasil pemantauan lapangan dan laporan permintaan kepada Lazah banyak warga yang sebenarnya ingin berteriak minta air bersih. Seperti terakhir dilakukan di Desa Perigi Kecamatan Suela. Sebanyak 7 armada pengangkut air bersih kapasitas 6.000 liter per armada habis terbagi.
Belum lagi katanya di Jerowaru yang diketahui juga cukup banyak yang sudah lama dambakan bantuan pemerintah. Melihat banyaknya permintaan, tidak mungkin akan bisa dipenuhi oleh Lazah. Karena, Lazah NW sendiri meminta donasi bersama dengan badan Otonom NW lainnya untuk berbagi. Pemerintah diharapkan bisa segera turun melihat teriakan warga.
 TGH. Zakaria menyampaikan Lazah hanya sebagai promotor. Penyaluran bantuan air bersih dilakukan karena air sebagai kebutuhan mendasar warga. Warga yang mengalami krisis air bersih mengaku sangat bersyukur dengan hadirnya bantuan dari Lazah NW. Harapannya, bantuan dari Lazah ini bisa meringankan beban warga yang mengalami krisis air bersih cukup berkepanjangan. Diharapkan juga, warga bisa diberikan solusi permanen soal penanganan kekeringan yang melanda setiap tahunnya.
Sekretaris Lazah Wilayah NTB, Nawawi yang dikonfirmasi terpisah menyampaikan sasaran tempat disalurkan air bersih ini adalah yang mengalami kekurangan air cukup lama. Seperti di Desa Prigi dan Mekarsari ini katanya ada 1.300 Kepala Keluarga yang diberikan.
Donasi bersumber dari keluarga besar Mutakhorrijin dan Mutakhorrijat angkatan 35 MDQH Al Majidiyah Assyafiiyah NW dan sumbangan Madrasah Tsanawiyah NW Al Ikhlas Bagik Payung Selatan dan donatur lainnya.
Pendistribusian air bersih ini akan berlangsung sampai dengan akhir tahun atau sampai musim hujan tiba. Dengan tetap menyesuaikan jumlah donasi yang masuk dari masyarakat. Pendistribusian air bersih ini tidak hanya kepada masyarakat atau jamaah NW saja. Namun semua masyarakat terdampak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Lalu Muliadi membantah jika disebut kurang respon. Dia katakan, laporan resmi dan informasi lainnya soal warga yang mengalami krisis air bersih tidak ada masuk ke meja BPBD.
“Kami tiap hari terus keluar merespon masyarakat asalkan ada laporan dari wilayah sebagai dasar kami keluarkan armada,” ungkapnya. Dia jelaskan, begitu BPBD mengetahui ada warga yang mengalami kekurangan air bersih langsung ikut terjun salurkan bantuan yang menjadi kebutuhan mendasar dari warga tersebut. (rus)