Mataram (Suara NTB) – Satu lagi prestasi membanggakan diraih oleh desa dan kelurahan di Provinsi NTB. Kali ini, Desa Puyung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah meraih juara I Lomba Desa Tingkat Nasional Regional IV Tahun 2024 yang digelar di Gedung Ksirarnawa Kompleks Art Center, Provinsi Bali, Selasa, 8 Oktober 2024. Begitu juga dengan Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram berhasil meraih juara I Lomba Kelurahan Tingkat Nasional Regional IV Tahun 2024.
Penjabat (Pj) Gubernur NTB Hassanudin juga menerima penghargaan Upakarya Wanua Nugraha Tahun 2024, atas prestasi dan komitmen dalam memajukan desa dan kelurahan di NTB dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian pada acara Temu Karya Nasional dan Penganugerahan Desa dan Kelurahan Berprestasi Tahun 2024 di Gedung Ksirarnawa Kompleks Art Center, Provinsi Bali. Begitu juga, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Lombok Tengah H. Abdul Aziz, S.H., M.H., dan Asisten I Setda Kota Mataram H. Lalu Martawang mewakili Pjs Walikota Mataram menerima penghargaan dari Mendagri.
Selain dua desa ini, Desa Selat, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat juga mendapatkan penghargaan dari Kemendagri sebagai Desa Teladan Berprestasi Implementasi daripada Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa. Apa yang diterapkan di Desa Selat ini mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, karena dinilai mampu meningkatkan kapasitas aparatur desa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kependudukan dan Catatan Sipil (DPMPD Dukcapil) Provinsi NTB Lalu Ahmad Nur Aulia, SSTP., mengaku bersyukur atas prestasi yang diraih oleh duta-duta NTB di tingkat nasional, karena mampu memberikan yang terbaik bagi daerah di tingkat nasional.
Menurutnya, lomba desa/kelurahan yang digelar ini dilakukan secara berjenjang, dari desa/kelurahan, kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat nasional. Tentunya, melalui penilaian yang dilakukan cukup objektif, karena desa/kelurahan yang menjadi juara nasional sudah mempersiapkan diri secara maksimal.
‘’Menjadi tema tahun 2024 peningkatan kesejahteraan masyarakat desa/kelurahan melalui peningkatan belanja desa/kelurahan. Alhamdulillah ada inovasi yang diberikan oleh desa/kelurahan bagaimana meningkatkan potensi, memberdayakan masyarakat, sehingga permasalahan-permasalahan di tingkat desa yang menjadi isu strategis pada tngkat nasional, provinsi, kabupaten/kota hingga desa, yang tentunya permasalahan itu ada di tingkat desa. Alhamdulillah itu bisa diurai dengan sumber daya yang ada di tempat masing-masing,’’ terangnya pada Suara NTB, Selasa, 8 Oktober 2024.
Menurutnya, yang menjadi poin penilaian dari lomba desa dan kelurahan ini adalah program pemberdayaan di tingkat desa/kelurahan masing-masing. Desa Puyung, ujarnya, selama ini memiliki beberapa permasalahan, tata kelola penanganan sampah yang belum optimal.
Selain itu, potensi di Lombok Tengah sebagai salah satu penghasil kopi, namun belum mampu bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain, sehingga belum mampu meningkatkan perekonomian masyarakat secara signifikan, karena keterbatasan kapasitas sumberdaya manusia dan sarana prasarana dalam mengolah kopi. Begitu juga potensi UMKM lokal yang ada, seperti Nasi Balap Puyung dan sentra pembuatan tahu, pengembangannya masih secara tradisional.
Dari permasalahan tersebut, Pemerintah Desa Puyung, terangnya, melakukan beberapa inovasi, khususnya dalam Pembangunan desa berbasis pemberdayaan masyarakat. Pertama, optimalisasi tata kelola penanganan sampah berbasis masyarakat, dikembangkan TPS3R/ Puyung Education Farming dengan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan, melalui pelibatan aktif aparatur pemerintah desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan masyarakat itu sendiri.
Di samping itu, Pemerintah Desa Puyung juga mengembangkan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna melalui Posyantek Desa, dengan menciptakan Mesin Pembakar Sampah Tanpa Asap, dalam upaya mengelola limbah secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
Untuk optImalisasi UMKM unggulan, Pemerintah Desa Puyung mengembangkan mesin otomatisasi uap dalam pembuatan tahu, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk dan ramah lingkungan. Sedangkan untuk UMKM kuliner yang sudah terkenal dengan brand Nasi Puyung, Pemerintah desa bekerjasama dengan perangkat daerah terkait, memfasilitas dalam pengembangan design kemasan, sertifikasi halal, legalisasi BPOM, termasuk perluasan pasar. Terkait dengan pengembangan produk kopi, pemerintah desa bersama Posyantek Desa, juga mengembangkan Mesin Roasting Kopi Sistem Android.
Sementara untuk Kelurahan Karang Pule, ada beberapa permasalahan yang dihadapi. Sebagai lokasi sentra pengrajin emas dan mutiara di NTB, masih terdapat penduduk dengan kategori miskin. Di samping itu, Kelurahan Karang Pule tercatat sebagai salah satu Kelurahan dengan angka stunting tertinggi di Kota Mataram. Dengan penduduk heterogen, dan banyaknya warga yang memiliki pondokan (kost), mengakibatkan rentan munculnya gangguan kamtibmas.
Karang Pule menjadi salah satu wilayah yang sering terkena banjir, akibat meluapnya Sungai, karena penumpukan sedimen tanah dan “sampah kiriman”. Dari permasalahan tersebut, Pemerintah Kelurahan Karang Pule, melakukan beberapa inovasi, yakni: untuk masalah kemiskinan, khususnya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat, pemerintah kelurahan bersama tokoh masyarakat, mengembangkan gerakan filantropi melalui Yayasan Peduli Ummat “Baitul Ashkiya”.
Untuk penanganan stunting, pemerintah kelurahan bersama Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK), melaksanakan program Gema Canting (Gerakan Bersama Cegah Stunting), melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi warga, pemberian PMT, dan pendekatan Masyarakat melaui door to door. Di samping itu, untuk penanganan stunting, pemerintah kelurahan juga berinovasi melalui Organisasi Majelis Taklim Pembinaan Jejaring Wanita (Si Mata Najwa) dan pembentukan Kelompok Wanita Tani (KWT). (ham)