spot_img
Jumat, Desember 6, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATPemilih Terbesar, Program Kebijakan Palson Nomor 1 RinTun Berpihak pada Perempuan

Pemilih Terbesar, Program Kebijakan Palson Nomor 1 RinTun Berpihak pada Perempuan

Giri Menang (Suara NTB) – Perempuan di Lombok Barat menjadi pemilih terbanyak pada Pilkada Lombok Barat tahun 2024. Dari 522.134 orang DPR, pemilih perempuan paling banyak mencapai 263.940 orang, sedangkan laki-laki 258.194 orang.

Untuk menggaet pemilih terbesar ini, Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor 1 Nauvar Furqoni Farinduan-Hj Khairatun atau paslon RinTun pun telah menyiapkan program dan kebijakan yang pro kepada kaum perempuan.

Calon Bupati nomor urut 1, Nauvar Furqoni Farinduan alias Meton Farin menerangkan bahwa perempuan masuk prioritas dalam program dan kebijakan yang tertuang dalam visi misi Paslon RinTun.

“Perempuan itu masuk semua aspek dalam program visi misi kami. Kita ingin pastikan inklusif ini masuk di semua hal,” kata Farin, kemarin.

Dalam misi inklusif, masuk di 10 misi di antaranya terkait agama, sosial budaya, tentang pelayanan birokrasi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, pertanian, pariwisata, ekonomi, dan investasi serta lingkungan. “Dan gender (perempuan) itu masuk ke inklusif, termasuk disabilitas masuk dalam semua hal,” terang Cabup yang karib disapa meton Farin ini.

Bicara di semua misi Paslon RinTun, gender masuk di semua aspek tersebut. Begitu pula dalam program teknis yang disusun Rintun, di mana penekanannya pada pendidikan kelaurga, pemberdayaan dan kesehatan. Termasuk pada konteks pendidikan masuk bagiamana program untuk perempuan. Di sektor pertanian pun masuk, petani milenial. Artinya petani yang tidak konvensional, namun sudah terbiasa dengan hal-hal kekinian. Selanjutnya Ekonomi, menyentuh kaum perempuan.

Baginya, perempuan ini adalah penyempurna, artinya dia sejajar dengan laki-laki, tidak dibelakang atau didepan laki-laki. Namun perempuan berjalan beriringan disamping laki-laki sehingga harus mendapat perhatian yang sama. “Jadi perempuan itu bukan pelengkap,” ujarnya.

Menurutnya, bicara pemberdayaan manusia itu ada tiga aspek, ada pendidikan, ekonomi dan lingkungan. Perempuan harus bisa menyempurnakan pada konteks pendidikan, baik terhadap diri, keluarganya memiliki kapasitas yang cukup.

Begitu pula ekonomi, perempuan ikut andil menghidupksn ekonomi keluarga. Dan pada aspek lingkungan, perempuan dipastikan berpartisipasi aktif bersama laki-laki. “Inilah yang kita sebut dengan inklusivitas,” imbuhnya. (her)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO