spot_img
Rabu, Desember 11, 2024
spot_img
BerandaNTBSUMBAWA BARATPendampingan AMMAN Buat Omzet UMKM Sumbawa Barat Meroket

Pendampingan AMMAN Buat Omzet UMKM Sumbawa Barat Meroket

Salah satu langkah PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) dalam mencapai visi menciptakan warisan terbaik adalah melalui pengembangan ekonomi. Cara itu pun ditempuh salah satunya dengan fokus pada program pengembangan dan peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

PROGRAM peningkatan kapasitas UMKM AMMAN itu sudah digagas sejak tahun 2021 lalu dengan nama program “Branding dan Marketing”. Bekerja sama dengan Narasa sebagai mitra pelaksana, program ini mendampingi sejumlah UMKM KSB yang kini telah merasakan manfaatnya.

Salah satu peserta UMKM KSB jebolan pelatihan program ini adalah Bakso Emak Seteluk. Rumah produksi panganan berbahan daging di Kecamatan Seteluk ini benar-benar merasakan perubahan setelah mendapat pendampingan dan pelatihan tersebut.

“Banyak ilmu yang saya dapatkan dari pelatihan itu untuk mendukung usaha saya sampai hari ini,” kata Zakiah, owner Bakso Emak Seteluk saat dikunjungi Sabtu pekan lalu.

Zakiah merintis warung baksonya itu sejak tahun 2017. Di awal-awal, ia mengaku hanya mengelolanya secara tradisional. Pengetahuannya yang terbatas, dirinya menganggap bahwa berdagang itu hanya memerlukan dua kemampuan yakni memproduksi dan penjualan.

“Jadi dulu itu saya tahunya ya membuat (bakso) terus menjualnya. Selesai. Dan kalau mau untung besar ya kuncinya buat lebih banyak lagi,” cetusnya.

Namun ternyata perspektifnya itu salah. Zakiah pun kemudian baru menyadarinya setelah mengikuti pelatihan pendampingan yang diadakan AMMAN. Zakiah menjadi salah satu peserta pada gelombang pertama program tersebut. Saat mengikuti pelatihan ia mengatakan, baru mengetahui menjalankan usaha produksi makanan itu tidak sekedar keterampilan membuat dan menjualnya. Untuk meningkatkan keuntungan ada ilmu lain yang harus dimiliki.

“Saya kemudian tahu ternyata ada trik bagaimana penjualan itu bisa efektif dengan membuat merek, terus bagaimana mengolah produk saya agar lebih awet dan lainnya. Pokoknya banyak ilmu soal marketing yang saya dapatkan,” ungkap Zakiah.

Mendapatkan pelatihan secara komprehensif, usaha bakso Zakiah pun kini berkembang pesat. Dengan merek dagang bernama “Bakso Emak” Zakiah bisa meraih omzet berkali-kali lipat setiap harinya. Ia mengungkapkan, dulu pendapatan hariannya hanya kisaran ratusan ribu namun  sekarang sudah bisa mencapai ratusan juta dalam sebulan.

“Kenapa omzet saya naik drastis, karena saya tidak hanya jual bakso langsung santap saja. Saya sekarang sudah bisa produksi bakso beku terus juga saya memperbanyak variannya. Nah semua ilmunya itu saya dapatkan dari pelatihan yang dilasanakan AMMAN,” cetusnya.

Penuturan Zakiah, pemilik Bakso Emak Seteluk sama dengan Peti Permata Sari. Pemilik rumah produksi Permen Susu asal Kecamatan Seteluk ini juga mengakui adanya peningkatan omzet setelah dirinya mengikuti pelatihan program Branding dan Marketing AMMAN.

“Dulu itu pendapatan saya hanya sekitar 2 sampai 3 juta/bulan. Tapi sekarang alhamdulillah bisa sampai 30 sampai 35 juta per bulan,” katanya.

Ada banyak lagi pelaku UMKM KSB yang mengaku usahanya membaik dalam berbagai aspek setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan AMMAN kerja sama dengan NARASA itu. Seperti usaha Jamu Nyaman Ate yang dikelola oleh Yayuk Wardani di desa Dasan Anyar, Kecamatan Jereweh, usaha makanan ringan Stik Rumput Laut yang dimiliki Nining Mawarni di desa Kertasari Kecamatan Taliwang hingga Ermayanti usaha produksi kue di Kecamatan Maluk. Mereka mengaku keterampilannya mengelola usaha yang digelutinya pasca mengikuti pelatihan terus mengalami peningkatan signifikan tidak saja dalam hal omzet tetapi juga kemampuannya melihat potensi pasar ke depan.

“Kami intinya sangat berterima kasih kepada AMMAN karena dengan programnya, usaha kami hari ini bisa terus berkembang. Kami juga bisa bermanfaat kepada masyarakat karena bisa membuka lapangan kerja,” kata mereka sepakat.

Senior Manager Social Impact AMMAN, Aji Suryanto menjelaskan, ide dari program pendampingan kepada UMKM itu berawal dari hasil kajian mendalam terhadap kehidupan UMKM di KSB. AMMAN menemukan fakta bahwa banyak produk UMKM saat itu masih dikelola secara konvensional.  Seperti produk tidak tahan lama, kemasan yang kurang menarik (tidak representatif) hingga kualitasnya yang tidak terjamin.

Masalah utama lainnya, UMKM KSB saat itu masih bergerak sendiri-sendiri dan sangat berbasis produk (product-based). Akibatnya kata Aji, pelaku UMKM KSB belum mampu melihat potensi pasarnya agar produksinya menjadi terukur dan mendapatkan lebih banyak akses pasar. “Maka sejak 2021 program itu kami luncurkan,” paparnya.

Sejak tahun 2021 hingga saat ini, program ini telah dilaksanakan dalam 2 batch (kelompok). Setiap kelompok mendapatkan pelatihan pendampingan selama 6 bulan. Program ini juga dilengkapi dengan pendampingan kepada 9 anak-anak muda yang diajarkan kemampuan desain grafis untuk membentuk ekosistem ekonomi kreatif penunjang pariwisata. Peserta desain grafis itu juga sekaligus mendukung UMKM dalam pembuatan logo (branding) dan aspek-aspek kreatif lainnya seperti mendesain stiker, poster, kemasan untuk kebutuhan tiap produk UMKM.

Tidak sampai di situ, AMMAN juga selalu melibatkan mitra UMKM dalam berbagai kegiatan bazar dan pameran, disertakan dalam pelatihan kewirausahaan, keuangan dan manajemen bisnis yang dilaksanakan oleh mitra-mitra strategis AMMAN. “Lewat program ini kami berusaha agar UMKM mitra AMMAN mengetahui seluruh seluk beluk dalam menumbuhkembangkan usahanya,” kata Aji. (bug/*)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO