Taliwang (Suara NTB) – Kegiatan distribusi air bersih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumbawa Barat di kecamatan Poto Tano mendapat pengawalan langsung dari Pejabat Sementara (Pjs) Bupati, Julmansyah.
Pjs Bupati, Sabtu akhir pekan lalu, berkesempatan meninjau proses penyauran air bersih tersebut di kecamatan Poto Tano. Salah satu wilayah di KSB yang paling parah mengalami krisis air bersih akibat dampak kemarau tahun ini.
Berdasarkan data BPBD KSB, di Kecamatan Poto Tano terdapat sebanyak 6 Desa yang terdampak krisis air bersih. Diantaranya desa Poto Tano, Kokarlian, Tambak Sari, Kiantar, Senayan dan Desa Mantar khususnya di Dusun Omal Sapa.
Kepala Pelaksana BPBD KSB, Abdul Hamid menyampaikan bahwa selama masa tanggap darurat bencana alam kekeringan sejak Mei hingga bulan Oktober ini pihaknya setiap hari melakukan pendiatribusian air bersih kepada warga. Menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) sebanyak 16 tangki dikerahkan BPBD setiap hari ke warga 6 desa yang terdapat kekeringan khusus di kecamatan Poto Tano.
“Jumlah tangki yang didistribusikan kepada masing-masing desa di Kecamatan Poto Tano sumber anggaran dari DSP BNPB yaitu Poto Tano 3 tangki, Tambak Sari 3 tangki, Kokarlian 3 tangki, Senayan 4 tangki, Kiantar 4 tangki dan Desa Mantar Omal Sapa 3 tangki. Itu rutin setiap hari” terang Hamid.
Kepala Desa Tambak Sari, Suhardi mengatakan, kebutuhan air bersih masyarakat selama kemarau ini banyak di bantu oleh pemerintah melaui BPBD dan Perumdam Bintang Bano. “Memang kondisi rill di dalam masyarakat sekarang ini, debit air kadang kala kurang. Kami berharap agar bagaimana air ini bagus,” harapnya kepada Pjs Bupati.
Menurut Suhardi, warganya mengusulkan kepada Pemda KSB agar dibuatkan fasilitas embung di desanya. Embung itu diharapkan dapat menjadi tempat penampungan saat musim penghujan tiba. “Karena selama hujan air terbuang sia sia ke laut, makanya kami pikir perlu ada embung untuk penampungan,” urai Suhardi seraya mengungkap kondisi sumber air lain di desanya.
“Ada sumur bor dari pertanian yang dimanfaatkan oleh PDAM, tapi airnya minim. Kami berharap kedepannya ini bisa teratasi dengan baik, agar masyarakat kami tidak kesulitan dengan kebutuhan air bersih,” sambung Suhardi.
Mendengar pemaparan BPBD dan harpapan kepala Desa Tambak Sari it, Pjs Bupati KSB, Julmansyah menyampaikan, pemerintah akan memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Dan di musim kemarau ini, fokus penanganan dampaknya oleh pemerintah yakni mengenai krisis air bersih yang dialami masyarakat. “Silahkan Pak Kades terus berkomunikasi dengan BPBD kalau ada kendala di lapangan,” katanya.
Julmansyah menyatakan, kekeringan yang terjadi ini adalah gejala alam dampak dari kemarau berkepanjangan. Dan kondisi itu terjadi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. “Bukan saja di Tambak Sari atau di KSB. Tapi banyak wilayah di Indonesia yang mengalaminya,” cetusnya.
Meski sebagai fenomena yang normal, kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) NTB ini menyatakan, kecekatan dalam mencari solusi mengatasi dampak kemarau harus menjadi prioritas pemerintah. “Dan saya mengapresiasi karena kegiatan distribusi air ini ternyata sudah dilakukan BPBD beberapa bulan belakangan,” ujarnya. (bug)