spot_img
Rabu, Desember 4, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANTidak Isi Sulingjar, Sekolah Terancam Tidak Dapat Akreditasi

Tidak Isi Sulingjar, Sekolah Terancam Tidak Dapat Akreditasi

Mataram (Suara NTB) –  Akses Pengisian Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) Tahun 2024 bagi kepala satuan pendidikan dan pendidik yang belum mengisi, telah ditutup pada 27 Oktober 2024. Bagi sekolah yang tidak mengisi Sulingjar, sekolah tersebut tidak bisa mengakses Rapor Pendidikan. Salah satu dampaknya, sekolah terancam tidak akan dapat diakreditasi.

Koordinator Teknis Asesmen Nasional Bidang SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, Purni Susanto pada Senin, 4 November 2024 mengatakan, salah satu komponen rapor pendidikan yaitu pengolahan hasil survei lingkungan belajar. Kalau sekolah tidak mengisi artinya komponen pada rapor pendidikan itu tidak akan tertera.

“Maka sekolah yang tidak memiliki rapor pendidikan tidak akan bisa mengakses link (tautan) untuk mengunduhnya. Bila sekolah pada tahun yang sama ketepatan jadwal akreditasi, maka sekolah terancam tidak akan dapat diakreditasi,” ungkap Purni yang juga Sub Koordinator Kurikulum Bidang SMA Dinas Dikbud NTB.

Mulai tahun depan, sekolah yang belum terakreditasi tidak dapat menerbitkan ijazah untuk peserta didiknya. “Hal ini sesuai Permendikbudristek terbaru terkait ijazah disebutkan bahwa ijazah dapat dikeluarkan hanya oleh sekolah yang terakreditasi,” jelas Purni.

Sebelumnya, Purni juga menyebutkan, panitia daerah memastikan pengisian Sulingjar tidak akan dibuka lagi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kesempatan untuk menjawab survei pada Sulingjar hanya dilakukan sekali saja, tidak berkali-kali.

“Karena waktu yang diberikan panitia pusat cukup lama, itu dalam rangka memberikan waktu yang cukup bagi sekolah untuk menjawab survei dengan optimal,” ujar Purni.

Sementara itu, pihaknya mengaku tidak mengetahui data sekolah yang sudah dan belum mengisi Sulingjar, karena data tersebut ada di Panitia Pusat. “Kami saat ini tentu dalam posisi menunggu arahan saja,” ujar Purni.

Sebelumnya, dari pemantauan hasil pengisian oleh Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek ditemukan pengisian Sulingjar belum optimal, karena itu, pengisian Sulingjar kembali dibuka.

Panitia memberikan kesempatan kepada kepala satuan pendidikan dan pendidik jenjang SMP/Paket B/SMPLB/SMP Terbuka, dan SMA/SMK/Paket C/SMALB/SMA Terbuka untuk melakukan pengisian Sulingjar mulai tanggal 9 Oktober sampai dengan 27 Oktober 2024.

Pembukaan kembali akses pengisian Sulingjar perlu dilakukan panitia, karena tingkat partisipasi dan keterisian instrumen Sulingjar sangatlah penting untuk hasil analisis dan pelaporan Asesmen Nasional dalam memberikan informasi komprehensif mengenai input dan proses pembelajaran.

Adanya guru dan kepala sekolah belum mengisi Sulingjar ini akan menghambat proses perekaman data di panitia pusat. Jadwal penetapan rilis hasil Rapor Pendidikan pun akan molor karena harus menunggu sekolah yang lambat merespons pengisian Sulingjar.

Komponen asesmen nasional terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Untuk AKM terdiri dari literasi dan numerasi. Survei karakter terdiri dari enam sub topik yang akan disurvei. Diharapkan dari hasil survei karakter akan keluar sebuah paradigma profil pelajar yang disebut profil pelajar Pancasila. Sementara, survei lingkungan belajar, berupa survei kondisi belajar, metode belajar, dan lainnya.

Hasil asesmen tidak menjadi syarat lulus seperti ujian nasional sebelumnya. Asesmen nasional diperuntukkan untuk pemetaan pendidikan, pemetaan kualitas pembelajaran, dan pemetaan mutu siswa yang tersebar di seluruh Indonesia. Nantinya hasil asesmen nasional akan menjadi salah satu referensi melakukan kebijakan layanan pendidikan di Indonesia pada tahun berikutnya. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO