Mataram (Suara NTB)- Program Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjanjikan potensi pendapatan petani milenial Rp 10 juta setiap bulan dinilai akan mampu mengurangi pengangguran di NTB. .
Angka Rp10 juta itu merupakan potensi pendapatan yang dihitung dari swakelola bagi hasil antara lapangan usaha dan petani baik dari sisi pendapatan produksi maupun hasil jual yang mencapai Rp 6.000 per kilogram gabah kering giling (GKG).
Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Ni Nyoman Darmilaswati mengatakan, program tersebut jadi angin segar bagi anak-anak muda di NTB. Program ini bahkan bisa mengurangi angka pengangguran.
Darmilaswati menuturkan Pemprov NTB tengah menunggu petunjuk dari Kementan terkait program mengembangkan cetak sawah satu juta hektare dan menjanjikan potensi pendapatan sampai Rp 10 juta per bulan tersebut.
“Kami masih menunggu petunjuk pusat, memang informasi dari pak menteri ada Rp 10 juta untuk petani milenial untuk menggarap lahan,” kata Ni Nyoman Darmilaswati, di Mataram, Senin 11 November 2024.
Menurut Darmilaswati, program itu menjadi angin segar bagi NTB. Sebab, angka petani milenial di NTB lumayan banyak. Jumlah petani milenial di NTB diprediksi akan terus meningkat dengan adanya program tersebut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, ada sebanyak 225.483 petani milenial di NTB pada 2023. Jumlah ini setara dengan 30,37 persen dari total jumlah usaha pertanian perorangan (UTP) yang mencapai 768.765 orang.
BPS NTB juga mencatat ada 87 ribu orang menganggur per Agustus 2024 di NTB. Angka pengangguran berdasarkan angkatan kerja (usia 15 tahun ke atas) ini mengalami peningkatan jika dibandingkan
2022-2024.(ris)