spot_img
Senin, Desember 2, 2024
spot_img
BerandaHEADLINEHarlah KSB Ke-21, Semangat Berlandaskan Peradaban Fitrah, Kuda-kuda Ekonomi Desa Mulai Disiapkan

Harlah KSB Ke-21, Semangat Berlandaskan Peradaban Fitrah, Kuda-kuda Ekonomi Desa Mulai Disiapkan

TANGGAL 20 November 2024 ini, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) genap berumur 21 tahun. Sebagai salah satu kabupaten termuda di NTB, sudah banyak pencapaian positif yang berhasil diraih. Namun demikian, harus diakui bahwa masih banyak juga pekerjaan rumah yang harus dikerjakan dan dibenahi daerah dengan moto Pariri Lema Bariri ini.

Harapan serta optimisme agar KSB bisa lebih baik lagi ke depan, diyakini oleh masyarakat akan bisa tercapai. Hal itu tercermin dari pandangan dan harapan para tokoh yang menyampaikan ucapan selamat kelahiran daerah paling ujung barat Pulau Sumbawa ini.

KH Zulkifli Muhadli misalnya. Bupati pertama sekaligus salah satu inisiator pendiri KSB ini mengatakan, daerah ini resmi terbentuk tepat pada bulan Ramadhan dan karenanya semangat membangunannya berlandaskan Peradaban Fitrah. ‘’Kita gunakan kata peradaban fitrah karena KSB terbentuk hanya 4 hari sebelum Idul Fitri. Dan saya yakin semangat itu selalu terjaga,’’ ujarnya.

Menurut Kyai Zul sapaan akrabnya, perjalanan KSB masih sangat panjang. Namun ia berkeyakinan dan punya harapan besar daerah ini akan terus berada pada rel pembangunannya yang tepat. “Kuncinya kalau kita berhasil memindahkan emas yang ada bumi Sumbawa Barat ke otak generasi Sumbawa Barat, kita punya optimisme bahwa daerah kita ini akan terus maju sebagaimana yang kita cita-citakan,” ujarnya.

H.Manimbang Kahariyadi memfokuskan harapannya pada kehidupan demokrasi di KSB. Ketua DPRD KSB pertama ini mengatakan, ada tiga pilar penting dalam suksesnya demokrasi dan pelayanan pemerintahan yakni keterpaduan kerja sama yang baik antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan sektor privat. “Ketiga pilar ini harus terus bergandengan tangan dalam banyak hal terutama untuk kemajuan daerah,” cetusnya.

“Saya sengaja mengutip pernyataan Riyaas Rasyid, ahli pemerintahan. Bahwa semakin bagus pemerintahan maka semakin sedikit memerintah. Saya berharap KSB ke depan seperti itu. Partisipasi aktif semua pihak dalam membangun sesuai porsinya sehingga setiap apa yang dicita-citakan bisa segera terealisasi,” harap Manimbang.

Harapan senada juga disampaikan H. Jamaluiddim Malik. Sekretaris Daerah (Sekda) KSB pertama ini menyampaikan harapannya bahwa di usianya yang ke-21, KSB semakin jaya dan dapat menjadi salah satu daerah terdepan di NTB. “KSB ini luar biasa. Saya tahu betul perjalanan KSB walau tidak lama (menjabat sebagai Sekda) di sini. Tapi saya tahu persis seperti apa daerah ini hingga menjadi seperti sekarang,” katanya.

Menurut mantan Bupati Sumbawa dua periode ini, KSB punya potennsi untuk berkembang lebih baik lagi. Dan kuncinya berada di tangan generasi mudanya. Sebab  itu, ia berharap kepada seluruh anak-anak muda KSB untuk mengambil peran secara aktif percepatan pembangunan daerah. “Harapan saya jangan sekadar berpartisipasi saja tapi anak muda harus juga sebagai inisiator dalam membangun,’’ tandasnya.

Kuda-kuda Ekonomi Desa Mulai Disiapkan

Sementara itu, Pjs Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Julmansyah S.Hut, M.A.P mengatakan bahwa KSB merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan keberkahan luar biasa. Tidak semua kabupaten mendapatkan keberkahan seperti KSB yang selama lebih dari 20 tahun mendapat berkah dari manisnya tambang.

‘’Namun demikian, jangan terlena dengan manisnya tambang, karena tinggal 6 tahun lagi tambang Batu Hijau akan tutup,’’ katanya mengingatkan. Bisa jadi akan terjadi turbulensi ekonomi jika semua tak bersiap sehingga harus disiapkan kuda-kuda ekonomi KSB agar tetap tangguh pascatambang.

“Jika kuda-kuda ekonomi kita rapuh ditambah ada turbulensi ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi kita akan minus,’’ ujarnya.

Pertanyaannya bagaimana membangun kuda-kuda di 58 desa di KSB? Jika mencermati sejumlah regulasi desa, maka perencanaan desa dilakukan oleh Pemdes berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa yang harus inline dengan pembangunan dan visi-misi kabupaten.

Menurutnya, merancang pembangunan desa tentu harus mengetahui dan membaca draf teknokratik RPJMD. Di dalam draf teknokratik RPJMD KSB tersebut ada tiga sektor penopang utama ekonomi daerah yaitu tambang, pertanian dan pariwisata. “82 persen share pertumbuhan ekonomi KSB ditopang oleh tambang,” ujarnya.

Karena pembangunan desa akan menopang pembangunan kabupaten, maka aspek perencanaan ini menjadi sangat urgen. Karena itulah desa dituntut menjadi penopang ekonomi KSB pasca-tambang. “Maka harus dipikirkan bagaimana membangun ekonomi berkelanjutan, tanpa ketergantuangan tambang,” imbuhnya.

Menurutnya, perencanan pembangunan desa harus memberikan investasi yang besar bagi desa dan masyarakat. Sehingga APBDes idealnya harus diinvestasikan untuk kegiatan ekonomi berkelanjutan, terlebih 58 desa di KSB memiliki daya tarik tersendiri untuk dikembangkan menjadi wisata.

“58 desa harus memiliki mapping, desa mana yang memiliki potensi wisata atau wisata minat khusus” sarannya.

Keunikan wisatawan minat khusus yaitu keterlibatan wisatawan dalam kegiatan warga di objek wisata. Ia yakin 58 desa di KSB memiliki keunikan sendiri yang bisa menjadi daya darik. Misalnya di Desa Mantar yang memiliki kelompok warga albino, selain panorama alam yang sangat memikat. Begitu juga di desa-desa lain memiliki ciri khas yang bisa mendatangkan wisata dan pada akhirnya akan menopang ekonomi desa secara berkelanjutan.

Di usia KSB yang ke-21, Pjs Bupati KSB menyampaikan harapannya, agar semua pihak, seluruh elemen masyarakat KSB untuk bergotong royong menyiapkan kuda-kuda fondasi ekonomi pasca tambang berbasis desa serta inklusif dengan tetap menjaga keberlanjutan lingkungan. (bug/ris/*)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO