spot_img
Selasa, Desember 3, 2024
spot_img
BerandaHEADLINECadangan Mineral Dua Miliar Ton di Dompu Belum Terbukti

Cadangan Mineral Dua Miliar Ton di Dompu Belum Terbukti

Mataram (Suara NTB) – Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur, M Haris Miftakhul Fajar mengatakan, potensi cadangan mineral emas dan tembaga di wilayah Onto, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, dua miliar ton belum terbukti, karena masih dalam proses eksplorasi.

 ‘’Untuk menuju tahap pembuktian kandungan mineral di Dompu ini butuh waktu, sehingga dilakukan eksplorasi penambangan saat ini,’’ katanya selaku Dosen Institut Teknologi Sepuluh (ITS) di Dompu, Senin, 25 November 2024.

Ia mengatakan, untuk bisa melakukan penambangan itu ada empat tingkatan dalam evaluasi endapan mineral yaitu sumberdaya ter-reka, sumberdaya ter-tunjuk, cadangan terkira, sumberdaya terukur dan terakhir adalah cadangan terbukti.

Setiap tingkatan terdapat evaluasi faktor teknis, faktor ekonomi, pemasaran, legal, lingkungan, aktor sosial dan faktor peraturan pemerintah.

Untuk di Onto deposit sampai tahap ini masih berupa sumberdaya ter-reka dan ter-tunjuk, belum berupa cadangan, baik cadangan terkira dan ter-tunjuk. Total sumber daya ter-reka di Onto deposit adalah 2,1 miliar ton, dengan kadar 0,75-0,96 persen Cu (tembaga) dan 0,37-0,58 g/t Au (emas).

“Sampai tahap mencapai cadangan terbukti, salah satunya perlu dilakukan eksplorasi detail, sehingga diketahui secara pasti kandungan Cu dan Au serta persebaran,” katanya.

Ia mengatakan penambangan mineral itu bisa dilakukan dengan dua cara yakni metode terbuka jika kandungan mineral itu berada di bawah permukaan lapisan bumi.

Kemudian untuk kandungan mineral yang dihasilkan dari pengayaan secara natural seperti di wilayah Dompu, kandungan mineral itu ada di bawah permukaan sekitar 200 hingga 500 meter, sehingga dilakukan penambangan bawah tanah.

Di Indonesia wilayah NTB memiliki potensi cukup besar untuk penanganan dan penambangan itu harus dilakukan, karena kebutuhan yang digunakan masyarakat seperti Hp itu berasal dari hasil pertambangan.

“Hampir semua kebutuhan hidup di era digitalisasi yang digunakan manusia itu berasal dari hasil penambangan,” katanya.

Ia mengatakan, untuk mengubah potensi kandungan mineral dari isi bumi menjadi nilai ekonomi cukup membutuhkan waktu dan modal besar serta dampak lingkungan yang diperhatikan.

“Penambangan itu harus dilakukan secara resmi, supaya dampak lingkungan bisa dilakukan pencegahan,” katanya.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan penambangan ilegal, karena sangat dampak dari zat kimia yang digunakan sangat membahayakan kesehatan generasi berikutnya.

“Penambangan itu harus dilakukan secara resmi, supaya dampak lingkungan bisa dilakukan pencegahan dan pengawasan,” katanya. (ant)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO