Mataram (Suara NTB) – Pembangunan bank sampah induk bantuan pemerintah pusat senilai Rp800 juta rampung 100 persen. Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat, 29 November 2024.
Nizar mengatakan pembangunan bank sampah induk di Kecamatan Ampenan itu masih kosong, karena berupa fasilitas gedung seperti kantor. “Untuk pemanfaatannya dimulai bersamaan dengan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Kebon Talo yang segera dibangun di areal bank sampah induk,” katanya.
Pembangunan bank sampah induk ini menjadi satu paket perencanaan dengan pembangunan TPST Kebon Talo dengan anggaran sebesar Rp26 miliar dari pemerintah pusat, sehingga pemanfaatan akan dilakukan secara bersamaan tahun 2025.
Dalam konsepnya, bank sampah induk dibangun seperti sebuah kantor sebagai pusat transaksi antara masyarakat dengan petugas DLH untuk menerima tabungan sampah plastik dari masyarakat.
Masyarakat yang akan menabung di bank sampah induk ini boleh warga dari mana saja, tidak harus warga Kota Mataram. Apalagi, lokasi pembangunan bank sampah induk tersebut berada di wilayah perbatasan Kota Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat.
“Siapa pun boleh menabung sampah di Bank Sampah Induk Mataram,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan DLH Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya sebelumnya mengatakan bank sampah induk itu khusus sebagai lokasi penerimaan dan pencatatan tabungan sampah dari masyarakat, sementara untuk pengolahan dan proses selanjutnya dilakukan di Mataram Maggot Center (MMC).
Dengan demikian, fasilitas bank sampah induk bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang ingin menabung sampah plastik.
Keberadaan Bank Sampah Induk Mataram, juga menjadi alternatif pilihan masyarakat yang ingin menjual atau menabung sampah plastik yang selama ini dijual ke pengepul.
Bank Sampah Induk Mataram memberikan layanan menabung sampah yang hasilnya dapat di akumulasi dan uang mereka bisa diambil kapan saja dibutuhkan.
“Harga beli sampah plastik dari warga kami samakan dengan pengepul, misalnya di pengepul dijual Rp1.400 per kilogram, kami juga akan bayar seperti itu,” katanya. Sampah-sampah plastik dari masyarakat yang ditabung melalui Bank Sampah Induk Mataram akan diolah di MMC sesuai jenisnya.
Misalnya, untuk jenis botol air mineral yang diterima dalam kondisi kotor dari warga akan dibersihkan. Kemudian, tutup dan plastik kemasan atau merek yang melekat pada botol akan dipisah.
“Kalau botol sudah bersih, harganya bisa lebih, yakni sekitar Rp2.400 per kilogram dari hargaRp1.400 per kilogram dalam kondisi kotor,” katanya.
Nilai lebih itulah, yang menjadi keuntungan dan bisa menjadi potensi pendapatan daerah. “Untuk penjualan sampah plastik, selama ini kami bekerja sama dengan pengusaha dari Lombok Timur. Kadang kami titip di pengelola TPA Kebon Kongok yang sudah ada kerja sama dengan pengusaha di Surabaya,” katanya. (ant)