Mataram (Suara NTB) – Sampai dengan 30 November 2024, sebanyak 107 bencana alam terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari jumlah tersebut, bencana yang paling sering terjadi adalah cuaca ekstrem atau angin puting beliung sebanyak 46 kejadian, banjir atau banjir bandang 29 kejadian, kekeringan 10 kejadian, tanah longsor 9 kejadian, Karhutla 7 kejadian, banjir rob 4 kejadian, dan gempa bumi 2 kejadian.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi mengungkapkan sebanyak 35.108 jiwa terdampak akibat 107 bencana alam yang melanda NTB dalam kurun waktu 11 bulan tersebut. 18 orang luka-luka, dan dua meninggal dunia.
Selain berdampak pada masyarakat, bencana alam tersebut juga berdampak pada bangunan yang menyebabkan kerugian. Yang mana 729 rumah rusak akibat bencana. Dari jumlah tersebut, 405 rumah rusak ringan, 184 rusak sedang, dan 141 rusak berat.
“Selain rumah, 8 fasilitas umum terdampak bencana alam. 3 fasilitas pendidikan, 1 fasilitas kesehatan, 4 fasilitas ibadah. 1 bendungan, 9 tanggul, 1 perkantoran, 12 pertokoan, 5 jembatan, dan 1 jalan terdampak bencana,” ujarnya kepada Suara NTB, Jum’at, 6 Desember 2024 kemarin.
Beberapa lahan yang ada di NTB juga terdampak bencana alam, seperti 154 hektare hutan terbakar akibat musim kering.
Di akhir tahun 2024 ini, Ahmadi mengingatkan masyarakat untuk terus berhati-hari terhadap ancaman bencana alam. Yang mana memasuki musim penghujan, bencana alam seperti banjir, longsor, dan gelombang tinggi patut diwaspadai.
“Hati-hati akhir tahun curah hujannya agak tinggi. Ada saja bencana alam. Misalnya kawasan-kawasan sungai yang besar itu bisa saja terjadi bencana alam,” imbaunya.
Ia mengungkapkan, terdapat 8 kabupaten/kota yang ada di NTB yang berpotensi terdampak bencana alam banjir yaitu KLU, Lombok Barat, Mataram, Sumbawa, KSB, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu. Sementara, untuk Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki ketinggian permukaan tanah cukup tinggi, sehingga tidak berpotensi terdampak banjir.
“Selong dan Praya elevasinya tinggi, tapi yang lain-lain berada dekat laut. Kota Mataram, Sumbawa Besar, Dompu agak tinggian, tapi dia punya sungai besar yang agak rawan banjir, Kota Bima sama Kabupaten Bima punya potensi besar karena mengalir sungai-sungai besar,” jelasnya. (era)