spot_img
Kamis, Januari 16, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK UTARAUnram Galang FGD Model Kemitraan Agribisnis Sorgum di KLU

Unram Galang FGD Model Kemitraan Agribisnis Sorgum di KLU

Tanjung (Suara NTB) – LPPM Unram menggelar Focus Group Discussion (FGD) membahas pencarian model kemitraaan agribisnis Sorgum di NTB, khususnya di Lombok Utara. Mengemuka dalam diskusi tersebut, kemitraan agribisnis sorgum harus dijalankan dengan konsep saling membutuhkan serta dijalankan secara transparan di bawah pengawasan pemerintah daerah.

Pada FGD Minggu, 8 Desember 2024 di Kantor Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan tersebut, dihadiri antara lain oleh, Tim Peneliti Sorgum Universitas Mataram (Unram), Perwakilan PT. Pertamina, Perwakilan Balai Benih, Pengusaha dari PT. Cahaya Timur Sorgum (melalui Zoom), Pemdes Akar-akar, serta Kelompok Tani dari berbagai desa di Kecamatan Bayan yang berjumlah sekitar 25 orang.

Ketua Tim Peneliti Sorgum – Fakultas Pertanian, Unram, Prof. Ir. Suwardji, M.App.Sc., Ph.D., menyatakan pentingnya budidaya sorgum sebagai salah satu solusi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kering di Kabupaten Lombok Utara. Komoditas ini juga dinilai layak menjadi tanaman alternatif substitusi komoditas jagung dikarenakan memiliki keunggulan secara ekonomis. Salah satunya adalah sumber penghasil bioetanol dari limbah batang sorgum.

“Untuk mencapai kemitraan ini, harus ada daya dukung lahan, infrastruktur sumur bor, serta jaminan untuk menjaga sektor hulu dan hilirnya,” tegas Suwardji.

Inisiasi FGD ke arah kemitraan budidaya sorgum ini sendiri mendapat dukungan dari Pertamina. Mengingat Indonesia berkomitmen untuk menghasilkan enegeri dadi bahan baku yang bisa di daur ulang, ramah lingkungan, dan hemat biaya.

Sementara, Tim Peneliti Sorgum – Faperta Unram lainnya, Dr. Fahrudin menjelaskan potensi lahan kering di Kabupaten Lombok Utara mencapai 38.000 hektar. Namun dari angka itu, yang baru dimanfaatkan sekitar 30 persen. Oleh karenanya, optimalisasi pemanfaatan lahan kering yang lebih massif dapat dilakukan dengan budidaya sorgum yang notabene lebih sedikit mengkonsumsi air.

“Sorgum memiliki banyak manfaat seperti, sumber energi bioetanol dari batang sorgum, sumber pangan dari biji sorgum, dan pakan ternak dari silase batang sorgum,” ujarnya.

Sementara, Tim Peniliti lainnya, Nonong memaparkan, berbagai model kemitraan dapat dilakukan oleh petani dengan pelaku usaha. Namun demikian, sejauh kemitraan dengan petani yang sudah berjalan, kemitraan yang tergolong sukses berlaku pada kemitraan budidaya Ayam broiler dan kemitraan petani tembakau Lombok Timur.

“Kemitraan harus saling membutuhkan, saling menguatkan, dan saling menguntungkan. Selain itu, kemitraan juga penting untuk diawasi oleh pemerintah daerah untuk memperkuat kemitraan itu sendiri,” sebutnya.

Sementara dalam diskusi yang melibatkan petani, berkembang animo petani untuk terlibat. Petani juga memberi masukan sekaligus berbagai kekhawatiran atas keberlangsungan kemitraan. Beberapa masukan petani meliputi, ancaman hama burung pada tanaman sorgum, kepastian pasar untuk penjualan biji sorgum. (ari)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO