Selong (Suara NTB) – Intensitas bencana hidrometeorologi di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) meningkat. Pada hari Selasa, 10 Desember 2024, 10 pohon tumbang di pinggir jalan raya dan juga merusak sejumlah permukiman warga. Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau warga tidak bepergian keluar rumah dan tidak berwisata ke tempat yang berpotensi bencana.
“Hindari bepergian ke tempat wisata berpotensi bencana, seperti ke pantai, kolam renang maupun tempat lainnya,” pesan Kepala Pelaksana BPBD Lotim Lalu Mulyadi menjawab Suara NTB.
Lalu Mulyadi menjelaskan sampai Selasa siang sudah terdapat 25 bencana yang disebabkan fenomena cuaca dan iklim, yang melibatkan interaksi antara unsur-unsur hidrologi atau dan meteorologi atau cuaca.
Guna meminimalisasi dampak musibah bencana ini, warga juga diminta tidak membuang sampah di daerah aliran sungai.
Kalak BPBD merincikan, dari 25 bencana tersebut terlapor sudah 13 pohon tumbang, 4 empat lokasi banjir, empat tanah longsor dan sisanya puting beliung.
Dari puluhan musibah bencana yang terjadi, tidak ada korban jiwa. Seperti banjir di Wakan Jerowaru hanya merendam beberapa unit rumah.
Penjabat Bupati Lotim H. M. Juaini Taofik dan Kalak BPBD Lotim ini sudah mengecek lokasi dan air sudah mulai surut.
Masyarakat Lotim dinilai memiliki kepedulian yang cukup tinggi. Melihat Sumber Daya Manusia (SDM) BPBD terbatas beberapa tempat sudah bisa secara swadaya melakukan penanganan pascabencana.
Lalu Mulyadi menegaskan, Rabu, tanggal 11 Desember ini akan digelar apel siaga pasukan bersama Tim Hidrometeorologi. Gelar pasukan siaga bencana akan digelar di halaman kantor BPBD Lotim.
Setelah apel siaga, akan dilakukan operasi lapangan, antara lain melalukan pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang. Tim juga akan melakukan normalisasi sungai. Beberapa sungai seperti di Wakan yang mengalami banjir karena luapan air sungai yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini akan diangkat dengan harapan bisa menormalkan aliran sungai. (rus)