spot_img
Jumat, Februari 14, 2025
spot_img
BerandaEKONOMIKredit di NTB Rp92,01 Triliun pada Triwulan IV 2024

Kredit di NTB Rp92,01 Triliun pada Triwulan IV 2024

Mataram (Suara NTB) – Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Berry A. Harahap, mengungkapkan bahwa meskipun masih ada ketidakpastian global, pertumbuhan kredit di NTB pada triwulan IV 2024 tetap menunjukkan hasil positif. Secara keseluruhan, penyaluran kredit di NTB tercatat tumbuh 10,82% (yoy), sejalan dengan proyeksi pertumbuhan kredit nasional yang diperkirakan berada dalam kisaran 10-12% pada tahun 2024.

Pada triwulan IV 2024 (Oktober-Desember), total kredit yang disalurkan di NTB tercatat sebesar Rp92,01 triliun. Sementara itu, pada triwulan III (Juli-September) 2024, total kredit mencapai Rp93,20 triliun, dan pada triwulan II (April-Juni) tercatat sebesar Rp93,05 triliun.

Berry menjelaskan, pertumbuhan kredit yang tetap tinggi didorong oleh sektor-sektor yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian, terutama kredit konsumsi dan kredit investasi. Pada triwulan IV 2024, kredit konsumsi tumbuh 11,25% (yoy), sementara kredit investasi mengalami kenaikan yang lebih signifikan, yaitu 14,33% (yoy).

Sektor-sektor utama yang menjadi penggerak pertumbuhan kredit di NTB, menurut Berry, adalah sektor pertanian dan perdagangan. Kredit yang disalurkan kepada sektor pertanian tercatat tumbuh tinggi, mencapai 14,59% (yoy), sementara sektor perdagangan juga mengalami akselerasi pertumbuhan sebesar 7,49% (yoy).

“Sektor pertanian, yang didorong oleh komoditas lokal seperti padi, jagung, dan tembakau, menjadi sektor yang sangat penting dalam mendorong perekonomian NTB,” jelasnya.

Selain itu, penyaluran kredit kepada rumah tangga (RT) juga tetap tumbuh tinggi, tercatat sebesar 11,80% (yoy), yang didorong oleh peningkatan kredit kepemilikan kendaraan (KKB), kredit pemilikan rumah (KPR), serta kredit multiguna lainnya. Kredit kepada UMKM, yang menjadi salah satu prioritas Bank Indonesia, juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan, yaitu naik sebesar 10,45% (yoy) pada triwulan IV 2024.

Di sisi lain, likuiditas perbankan di NTB tetap terjaga dengan baik, tercatat sebesar 8,12% (yoy) untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan IV 2024. Berry mengungkapkan bahwa likuiditas yang cukup memadai ini mendukung penyaluran kredit yang tetap stabil. Selain itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) juga tetap terjaga dengan baik dan berada jauh di bawah ambang batas yang ditentukan.

Pertumbuhan DPK di NTB pada triwulan IV 2024 tercatat positif sebesar 8,21% (yoy), yang didorong oleh pertumbuhan instrumen tabungan yang mengalami akselerasi signifikan sebesar 13,43% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meskipun pertumbuhan giro sedikit melandai, tetap tercatat tumbuh sebesar 12,17% (yoy).

“Pertumbuhan tabungan ini menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas perekonomian di NTB, yang menjadi indikator positif bagi perekonomian daerah,” ujar Berry.

Secara spasial, penghimpunan DPK terbesar masih berasal dari Kota Mataram dengan pangsa mencapai 69%, diikuti oleh Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten/Kota Bima. Meskipun konsentrasi ekonomi masih dominan di wilayah urban, tren pertumbuhan DPK juga mulai berkembang di daerah-daerah lainnya.

Meski ada pencapaian yang baik, Berry mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan intermediasi di masa mendatang. Ia mencatat bahwa meskipun sektor kredit tumbuh positif, ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang perlu dicermati, karena dapat mempengaruhi permintaan kredit, terutama yang berasal dari sektor konsumsi dan investasi.

Berry A. Harahap juga mengungkapkan optimisme terhadap prospek perekonomian NTB pada tahun mendatang. Ia yakin bahwa dengan kondisi likuiditas yang terjaga serta sektor-sektor utama yang terus berkembang, pertumbuhan kredit di NTB akan tetap menunjukkan hasil yang positif, meskipun ada tantangan dari faktor eksternal.

“Kami tetap optimis bahwa meskipun ada tantangan, ekonomi NTB akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan sektor-sektor yang mendukung perekonomian daerah,” tutupnya.

Dengan perkembangan ini, Bank Indonesia terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas perekonomian di Provinsi NTB melalui berbagai kebijakan dan pengawasan yang tepat, sambil mendukung pengembangan sektor-sektor yang menjadi pilar utama perekonomian lokal. (bul)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO