Mataram (Suara NTB) – Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Provinsi NTB mencatatkan capaian sementara penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTB tahun 2024 lebih dari Rp6,5 triliun. Angka ini masih berpotensi untuk terus bertambah.
Berdasarkan data sementara yang tercatat pada tanggal 2 Januari 2025, pukul 08.20 WITA, penerimaan PAD NTB tahun 2024 dari berbagai sektor pajak daerah mencapai angka signifikan. Di antaranya, pajak kendaraan bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), Pajak Rokok, dan Pajak Alat Berat tercatat sebesar Rp2,044 triliun.
Sementara itu, penerimaan dari retribusi daerah yang mencakup retribusi jasa umum—seperti pelayanan kesehatan, kebersihan, dan penggantian biaya cetak peta—tercapai sebesar Rp691,6 miliar.
Retribusi jasa usaha, yang meliputi berbagai sektor seperti pemakaian kekayaan daerah, pasar grosir, terminal, tempat penginapan, pelayanan kepelabuhanan, tempat rekreasi, dan penyediaan tempat kegiatan usaha, tercatat mencapai Rp13,9 miliar.
Retribusi perizinan tertentu, termasuk izin trayek angkutan, izin usaha perikanan, pengendalian lalu lintas, dan izin mempekerjakan tenaga asing, tercatat sebesar Rp245,3 juta.
Dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, yang melibatkan BUMD seperti PT. Bank NTB Syariah, PD. BPR NTB, PT. Bangun Askrida, PT. Jamkrida NTB, dan PT. Gerbang NTB Emas, berhasil tercapai sebesar Rp79,9 miliar.
Sementara itu, untuk lain-lain PAD yang sah, termasuk hasil penjualan BUMD yang tidak dipisahkan, kerjasama pemanfaatan BMD, denda pajak, denda retribusi, dan berbagai pendapatan lainnya, tercatat sebesar Rp444,8 miliar.
Pendapatan dari transfer pemerintah pusat pada tahun 2024 tercatat lebih dari Rp3,2 triliun, yang terdiri dari dana perimbangan, Dana Bagi Hasil, dana alokasi umum, DAK fisik, DAK non-fisik, dan insentif fiskal.
Adapun pendapatan transfer antar daerah, yang meliputi bantuan keuangan dari pemerintah daerah, tercatat sebesar Rp4,6 miliar.
Kepala Bappenda Provinsi NTB, Hj. Eva Dewiyani, menyatakan bahwa data yang ada saat ini masih bersifat sementara. “Kami masih melakukan rekonsiliasi data. Biasanya membutuhkan waktu 1 hingga 2 minggu ke depan. Data yang tercatat saat ini masih terus bergerak,” ujarnya, Kamis, 2 Januari 2025.
Hj. Eva juga menjelaskan bahwa secara keseluruhan, pencapaian PAD tahun 2024 sudah sangat baik dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 93,33%. Pada tahun 2023, dari target sebesar Rp6,21 triliun, hanya terealisasi Rp5,79 triliun. Sementara itu, untuk tahun 2024, target pendapatan sebesar Rp6,72 triliun sudah terealisasi 96,90 persen, dengan nilai sebesar Rp6,51 triliun.
“Angka yang tercatat saat ini masih bersifat sementara karena ada beberapa pendapatan dari BLUD dan retribusi yang belum masuk dan belum dilakukan rekonsiliasi dengan OPD terkait,” tambah Hj. Eva. (bul)