spot_img
Selasa, Januari 14, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWAKasus HIV Tetap Jadi Atensi di Tahun 2025

Kasus HIV Tetap Jadi Atensi di Tahun 2025

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbawa, memastikan akan memberikan atensi khusus terkait kasus HIV sebab di tahun 2024 angka kasus tersebut mencapai 68 dengan satu orang meninggal dunia.

“Karena HIV ini merupakan penyakit menular maka kami tetap akan memberikan atensi khusus salah satunya dengan sosialisasi kepada seluruh masyarakat, ” Kata Kadikes kepada Suara NTB melalui Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL), H. Sarif Hidayat, Minggu, 5 Januari 2025.

Berdasarkan data dari 68 kasus HIV yang ditemukan di tahun 2024 rentang usianya berkisar di angka 20-60 tahun (usia produktif). Sehingga edukasi ke masyarakat terutama di sekolah-sekolah akan menjadi program prioritas untuk dilaksanakan.

“Jadi salah satu cara untuk menekan kasus tersebut yakni menghindari aktivitas seksual secara bebas dan itu yang akan kita sosialisasikan kepada masyarakat,” ucapnya.

Dikatakannya, kasus HIV menjadi atensi Pemerintah karena masih saja ditemukan setiap tahunnya.  Bahkan dari tahun 2010 hingga 2024 tercatat ada 361 kasus dan 110 diantaranya meninggal dunia termasuk di tahun 2024 ada satu kasus meninggal dunia.

“Kasus HIV ini tetap akan menjadi atensi kita karena trend kasusnya selalu meningkat di tahun 2023 saja ada 67 kasus dan di 2024 68 kasus,” ujarnya.

Penemuan kasus baru, tidak hanya karena kasusnya meningkat, melainkan aktifnya petugas medis melakukan kunjungan kepada masyarakat. Hal ini juga dilakukan untuk semakin menekan penyebaran kasus ini karena, masyarakat yang mengidap HIV pasti akan tertutup sehingga akan sangat sulit untuk dideteksi.

“Keaktifan kita menjadi faktor penting dalam meningkatkan temuan kasus tersebut dengan intens turun ke masyarakat sehingga tingkat penyebarannya bisa ditekan,” sebutnya.

Disinggung terkait rentang usia yang paling banyak mengidap penyakit tersebut Haji Sarif menyebutkan, berdasarkan data yang diterima usia 20-29 tahun menjadi penyumbang tertinggi sebanyak 101 kasus. Dimana laki-laki sebanyak 67 orang dan perempuan sebanyak 34 orang.

“Kami akan terus masifkan sosialiasi kepada masyarakat terkait kasus tersebut sehingga masyarakat lebih waspada dan kasus itu bisa terus ditekan,” tukasnya. (ils)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO