Sumbawa Besar (Suara NTB) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbawa, mencatat sedikitnya ada sekitar 12.152 jiwa terdampak banjir selama tahun 2024 dengan kerugian material ditaksir mencapai puluhan miliar.
“Jadi, selama tahun 2024 ada 14 kejadian banjir yang kami tangani, yang paling parah terjadi di kecamatan Sumbawa dan Labuhan Badas dengan jumlah masyarakat terdampak 1. 489 KK dan 6. 278 jiwa, ” Kata kepala pelaksana BPBD, Muhammad Nurhidayat kepada Suara NTB, Rabu, 22 Januari 2025.
Dayat pun meyakinkan, selama tahun 2024 tidak ada korban jiwa akibat banjir melainkan hanya kerugian materil saja. Sementara di tahun 2025 sudah ada beberapa kejadian banjir salah satunya di kecamatan Unter Iwes dengan jumlah masyarakat terdampak sebanyak 621 jiwa.
“Banjir ini selalu menjadi bencana rutin di Sumbawa di sejumlah titik terutama pemukiman penduduk yang berada di bantaran sungai dan lereng gunung,” ujarnya.
Dayat turut menyebutkan ada beberapa faktor sehingga banjir kerap terjadi tiap musim penghujan. Tidak adanya tumbuhan vegetatif yang menyerap air hujan menjadi faktor utama terjadinya.
“Sekarang hampir sebagian besar tanaman vegetatif kita sudah tidak ada yang ada adalah tanaman jagung, karena untuk menanam jagung sampai rumput pun mati agar jagung bisa tumbuh,” ucapnya.
Sehingga ketika hujan turun lanjut Dayat langsung menghantam top soil dan lari ke sungai apalagi ketika hujan dengan intensitas tinggi. Mengatasi masalah tersebut, pemerintah harus berani bersama masyarakat untuk membatasi wilayah yang bisa ditanami jagung dan tidak boleh.
“Kita harus berani menekan kerusakan hutan, kalau tidak ya kita tetap akan dilanda banjir atau malah makin parah. Karena banyak kawasan hutan lindung yang ditanami jagung saat ini,” sebutnya.
Faktor lainnya, memang tahun ini curah hujan yang terjadi sangat besar beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Banhkan belum puncak musim penghujan saja sudah terjadi banjir apalagi kalau sudah puncak musim penghujan.
“Kita ambil contoh saja di Karang Dima, airnya tidak melalui sungai dia naik tetapi karena hutannya sudah gundul maka air langsung menghantam terminal dan pemukiman masyarakat, ” tukasnya. (ils)