GUBERNUR NTB terpilih, HL Muhammad Iqbal, berkomitmen untuk melakukan efisiensi anggaran, yang akan dimulai dari pos pengeluaran belanja kepala daerah. Harapannya, langkah efisiensi anggaran ini dapat diikuti oleh para pejabat daerah di lingkup Pemprov NTB.
“Sebelum orang lain melakukan efisiensi, saya sebagai kepala daerah akan menunjukkan terlebih dahulu bahwa efisiensi itu dimulai dari pos-pos belanja pengeluaran kepala daerah,” tegas Lalu Iqbal dalam wawancaranya dengan Suara NTB, belum lama ini.
Meski pemerintah pusat telah menginstruksikan pemerintah daerah untuk melakukan penghematan anggaran, Iqbal menegaskan bahwa penghematan anggaran sudah menjadi komitmennya sejak awal. Mengingat kondisi keuangan Pemprov NTB dalam beberapa tahun terakhir yang sangat memprihatinkan, ia merasa penting untuk memulai efisiensi anggaran.
“Saya sudah berdiskusi dengan teman-teman dari Bappeda, memang di tahun 2025 kita masih harus prihatin. Ruang fiskal kita masih agak sempit dan masih ada beban residu dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi, prioritas kita tahun 2025 ini adalah menyehatkan fiskal,” ujar Iqbal.
Mantan Duta Besar RI untuk Turki itu mengumpamakan kondisi fiskal NTB seperti mesin pesawat terbang. Sebelum dilantik menjadi Gubernur NTB, Iqbal berencana memeriksa kondisi “mesin pesawat” tersebut untuk memastikan apakah sudah siap terbang atau belum.
“Saya umpamakan seperti pesawat terbang, mesinnya harus kita periksa dulu, apakah sudah siap terbang atau belum. Kalau belum siap, maka harus kita perbaiki dulu. Sehingga terbangnya aman tanpa turbulensi di tengah jalan. Lebih baik kita mundur setahun untuk memastikan kesehatan pesawat ini, baru kita terbang tinggi,” jelas Iqbal.
Meskipun kondisi APBD 2025 sudah dinilai lebih realistis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Iqbal tetap akan melakukan efisiensi. Program dan kegiatan yang dinilai pemborosan akan dipangkas.
“Alhamdulillah, fosta tahun ini jauh lebih realistis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pendekatan realistis ini akan menyelamatkan kita ke depan. Tapi kita tetap harus melakukan banyak efisiensi di pos-pos pengeluaran. Intinya, belanja kita efisiensi, pemasukan kita maksimalkan,” tegasnya.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Iqbal menjelang pelantikannya sebagai Gubernur NTB periode 2025-2026 adalah melarang pejabat daerah untuk menghadiri pelantikan Gubernur di Jakarta. Selain itu, rencana tasyakuran pelantikan di TMII juga dibatalkan karena dianggap sebagai pemborosan anggaran.
Komitmen Gubernur NTB terpilih ini untuk melakukan efisiensi anggaran dengan memberi contoh dalam menghemat anggaran pengeluaran belanja kepala daerah, mendapat apresiasi dari Direktur Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) NTB.
Direktur Fitra NTB, Ramli Ernanda, mengapresiasi komitmen Lalu Iqbal untuk memulai efisiensi dari pemangkasan belanja operasional kepala daerah. Langkah ini dianggap Ramli sebagai langkah positif dari Gubernur terpilih untuk menjadi teladan bagi pejabat di bawahnya.
“Gubernur terpilih Lalu Iqbal berkomitmen untuk memulai efisiensi dari pemangkasan belanja operasional kepala daerah. Komitmen ini perlu diapresiasi. Publik berharap agar komitmen ini dilaksanakan dan diikuti oleh perangkat daerah, sehingga belanja daerah lebih berkualitas dan dapat dinikmati sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. Ini akan jadi ujian pertama pemerintahan Iqbal-Dinda,” pungkasnya. (ndi)