Taliwang (Suara NTB) – Kecamatan Taliwang akhirnya dilanda banjir. Debit air sungai yang sejak 2 hari terakhir terus mengalami peningkatan, perlahan meluap dan menggenangi sebagian besar wilayah pemukiman warga ibukota Kabupaten Sumbawa Barat itu.
Pantauan media ini, luapan air sungai secara signifikan masuk ke pemukiman warga terjadi sejak, Selasa dini hari, 11 Februari 2025. Air yang sebelumnya hanya menggenangi rumah warga yang berada di bantaran sungai, perlahan mulai meluas hingga ke jalan-jalan protokol kota.
Ruas jalan Jenderal Sudirman, Ahmad Yani dan Undru yang menjadi jalan utama kota Taliwang berubah menjadi selokan besar digenangi air. Sementara rumah-rumah warga di sekitarnya terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 30 centimeter hingga 1 meter pada rumah yang berada dibantaran sungai Taliwang.
Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KSB memperkirakan hingga sore hari sekitar 70 persen wilayah kota Taliwang sudah tergenangi air. Bahkan luasannya dapat terus bertambah karena hujan masih terus turun, terutama di bagian hulu sungai Brang Rea dan Brang Ene.
Selain kota Taliwang, wilayah kecamatan Brang Rea dan Brang Ene pun saat ini diimbau waspada. Mulai melubernya air bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk semakin menambah tinggi volume air sungai. Bahkan di kecamatan Brang Rea dilporkan sejak Senin desa-desa yang berada di pinggir sungai seperti desa Seminar Salit dan Sapugara Bree telah terendam air.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) sekaligus ex officio Kepala BPBD KSB, Mulyadi mengatakan, sebagian besar wilayah kota saat ini sudah terendam air. Dan pemerintah pun telah menetapkan status siaga bencana untuk mengantisipasi penanganan dampaknya. “Siaga bencananya kami tetapkan hingga tanggal 16 Februari mendatang,” cetusnya,
Waspada bencana banjir berlaku di tiga kecamatan. Yakni Taliwang, Brang Rea dan Brang Ene. Menurut Mulyadi, warga Brang Rea dan Brang Ene terutama yang bermukim di bantaran sungai untuk selalu waspada dan terus memantau kondisi ketinggian air sungai. “Kami imbau warga dibantaran sungai jangan lengah,” sarannya.
Sebagai langkah penanggulangan banjir, pemerintah KSB sendiri telah membentuk posko-posko. Posko Induk ditempatkan di kantor BPBD di lingungan KTC, sementara Posko Lapangan ditempatkan di Pos Polisi Taliwang. Selain itu telah dibentuk pula Dapur Umum Lapangan (DUL) untuk menyiapkan bahan makanan siap santap bagi warga yang rumahnya terdampak banjir.
Dikatakan Mulyadi, penyaluran bantuan bagi warga terdampak sudah mulai dilaksanakan. Dapur umum yang ditangani Dinas Sosial telah mendistribusikan makanan siap santap. Selain itu ada juga bantuan dari pihak lain yang telah didistribusi mandiri kepada warga. “Ada pihak kepolisian, terus juga ada PT AMMAN konfirmasi mau salurkan bantuan hari ini,” sebut Mulyadi.
Lanjut Mulyadi menyampaikan, kewaspadaan dampak cuaca buruk saat ini berlaku bagi seluruh masyarakat KSB. Mencermati peringatan cuaca BMKG, kata dia, wilayah KSB secara umum masih akan dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang hingga tanggal 13 Februari.
“Bencana cuaca buruk ini bukan saja banjir, tapi juga puting beliung dan longsor. Dan itu bisa terjadi di mana saja. Jadi kami minta masyarakat selalu waspada dimanapun berada,” tegasnya. (bug)