spot_img
Rabu, Maret 26, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURAlunan Budaya Desa Pringgasela Kembali Masuk KEN 2025

Alunan Budaya Desa Pringgasela Kembali Masuk KEN 2025

Selong (Suara NTB) – Alunan Budaya Desa Pringgasela Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kembali masuk Kharisma Even Nusantara (KEN) 2025. Kali kedua gelaran event budaya yang dapat pengakuan nasional ini kembali akan digelar bulan Juli 2025 mendatang.

Kepala Desa Pringgasela, Azizan Zohri kepada Suara NTB, Selasa, 25 Februari 2025 menjelaskan, konsep gelaran event budaya desa penghasil tenun terbesar di Lotim ini tahun ini akan digelar dengan konsep berbeda.

“Konsepnya akan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya,” terang Azizan.

Desa tenun ini tetap akan mengangkat tema tentang tenun sebagai ciri khas, seperti gelaran sebelumnya ada kegiatan parade tenun.

Setelah mendapatkan pengakuan nasional, diakui ada dukungan dari pemerintah pusat. Hanya saja tidak dalam bentuk dana segar. Tetapi, hanya berupa akomodasi. “Tak berbentuk uang, tapi peralatan pendukung yang kita diberikan,” imbuhnya.

Setelah dua tahun terakhir mendapat pengakuan nasional, menurun Azizan, Usaha Mikto Kecil dan Menengah (UMKM) tenun di Pringgasela ini cukup merasakan dampaknya. Di mana, produk tenun banyak laku, transaksi pembelian mencapai ratusan juta setiap event digelar.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lotim yang menggunakan tenun Pringgasela sebagai pakaian dinas sangat membantu pengembangan usaha UMKM tenun Pringgasela. Disebut lebih dari 1.000 kepala keluarga di Pringgasela ini merupakan penenun. Jumlah art shop tempat jualan tenun pun terus berkembang. “Saat ini sudah ada 7 unit art shop di Pringgasela,” sebutnya.

Kades Pringgasela ini mengaku sangat bersyukur aktivitas usaha masyarakatnya terus berkembang. Selama dua tahun ini tuturnya sudah konsisten memberikan bantuan benang. Pemberian subsidi dimaksudkan supaya kebudayaan tenun terus bertahan.

Tahun 2023 bantuan benang ini diberikan kepada 289 penenun dan tahun 2024 ditambah menjadi 334 penenun. Pemberian subsidi benang ini diharapkan bisa mempertahankan kualitas produk tenun.

Harga tenun Pringgasela diakui cukup mahal. Pemberian bantuan benang diharapkan bisa mengurangi penjualan. Harga Rp 350 ribu per lembar kain tenun saat ini bisa dinikmati penenun. “Tak mau harga tenun murahan, harga sekarang Rp 350 ribu ke atas, dengan subsidi benang tekan harga tapi kualitas tak buruk,” demikian paparnya. (rus)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO