Praya (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tematik khususnya bagi kelompok rentan seperti penyandang disabilitas atau difabel, Rabu, 26 Februari 2025.
Musrenbang tematik tersebut diharapkan bisa menjadi ruang bagi para penyandang difabel untuk bisa menyampaikan aspirasinya. Utamanya yang berkaitan dengan dukungan program pemerintah daerah bagi para penyandang difabel di daerah ini.
Kepala Badan Perencaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Loteng H. Lalu Wiranata, kepada Suara NTB, menjelaskan, selama ini kelompok difabel jarang sekali mendapat perhatian berupa intervensi program dari pemerintah. Salah satu penyebabnya, kelompok difabel jarang terlibat dalam proses perenncanaan program seperti Musrenbang. Kalau pun ikut terlibat, kesempatan bagi kelompok difabel untuk menyampaikan usulan program terbatas.
Atas pertimbangan tersebut Pemkab Loteng kemudian memutuskan untuk menggelar Musrenbang khusus yang pesertanya dari perwakilan penyandang disabilitas. Dari sana bisa diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan atau aspirasi para penyandang difabel dan bisa dimasukkan menjadi program pemerintah daerah.
“Ibaratnya, Musrenbang tematik ini sebagai jalur khusus bagi penyandang difabel untuk mengusulkan program yang mereka butuhkan. Sehingga nantinya penyandang difabel ini bisa memperoleh alokasi program khusus sesuai usulan dari mereka sendiri. Tidak lagi berdasarkan usulan pemerintah daerah secara umum yang selama ini terjadi,” terangnya.
Dengan begitu, intervensi program daerah kepada para penyandang difabel tersebut benar-benar tepat, karena mereka sendiri yang membahas dan mengusulkannya. Pemerintah daerah tinggal nanti menentukan mana program yang menjadi skala prioritas para penyandang difabel tersebut untuk dilaksanakan.
“Kalau lewat jalur Musrenbang yang umum, terkadang usulan para penyandang difabel ini jarang mendapatkan perhatian. Tapi dengan adanya Musrenbang tematik ini, setidaknya usulan program kelompok penyandang difabel ini bisa mendapat perhatian khusus dari pemerintah daerah,” imbuhnya.
Musrenbang tematik kelompok rentan kali ini merupakan kali keduanya digelar setelah dimulai tahun lalu. Kalau di tahun sebelumnya usulan program lebih kepada bantuan langsung, tapi di Musrenbang tahun ini usulan program lebih variatif. Tidak hanya yang berupa bantuan secara langsung. Tetapi ada juga program yang mengarah pada peningkatan skill, berupa pelatihan dan pendidkan yang mengarah pada kemandirian.
“Kita lebih ada kemajuan Musrenbang tematik kelompok rentan kali ini dengan tahun lalu. Kalau tahun programnya lebih berupa bantuan-bantuan langsung. Tapi sekarang usulan yang banyak muncul berupa program yang mengarakan pada kemandirian. Ini selarah dengan jargon Masmirah pasangan Bupati dan Wabup Loteng H.L. Pathul Bahri, S.IP.M.AP – Dr. H.M. Nursiah, S.Sos.M.Si,” tandas Wiranata.
Lebih lanjut Wiranata mengatakan tahun ini Pemkab Loteng mengagendakan menggelar tujuh Musrenbang tematik dengan tema yang lebih spesifik mulai dari Musrenbang Anak, Musrenbang Kemiskinan, Musrenbang Buruh Migran, Musrenbang Pendidikan serta Musrenbang Kesehatan. Termasuk Musrenbang tematik kelompok rentan. “Dengan adanya Musrenbang tematik ini, kita berharap bisa memproleh usulan program yang lebih spesifik berkaitan dengan isu-isu utama yang ada,” pungkasnya. (kir)