Mataram (suarantb.com) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berkomitmen dalam mengoptimalkan pengadaan beras dan gabah nasional dengan target dapat menyerap 180.600 ton sampai bulan April 2025.
“Pertemuan dengan mitra dan pemangku kebijakan ini menjadi momentum awal terciptanya swasembada beras agar negara tidak lagi mengimpor beras tapi mengandalkan potensi dalam negeri,” ucap Sekretaris Daerah, Drs. H.L. Gita Ariadi, M.Si., mewakili Gubernur dalam Kegiatan Optimalisasi Pengadaan Gabah Beras Dalam Negeri Bersama Mitra Pengadaan Pangan (MPP) di Gudang Perum Bulog Kanwil Nusa Tenggara Barat, Selasa (11/3/2025).
Bulog mengawal kegiatan ini dengan menyediakan anggaran se-Indonesia untuk kegiatan ini sebanyak Rp16,6 triliun untuk membeli gabah beras petani. Harapannya, dengan harga beli yang tinggi petani dapat sejahtera dan meningkatkan produksi.
Sri Muniati, Pimpinan Wilayah Perum Bulog NTB mengatakan realisasi belanja sampai Maret ini sebanyak 9.272 ton setara beras atau 5,13 persen dari target.
“Tantangannya ada libur panjang sehingga transaksi pembelian beras gabah lancar dan aman,” ungkapnya. Ia juga berharap mitra kerja Dandim TNI dan Ditreskrimum Satgas Pangan Polda NTB terus bekerja sama dalam kegiatan ini.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, mengatakan Bulog memiliki stok beras melimpah saat ini. Jumlahnya terdiri atas 124.361 ton stok komersial dan 1.784.753 ton atau 1,78 juta ton stok cadangan beras pemerintah (CBP) dan bakal terus bertambah mengingat ada kegiatan menyerap beras petani sebanyak 3 juta ton ini dengan harga Rp6.500 per Kg apapun kualitasnya.
“Dengan intervensi pemerintah diharapkan nanti tidak saja swasembada beras tapi juga mendukung ketahanan pangan nasional,” urainya. (r)