Mataram (Suara NTB) – Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 3 Mataram mengajak para siswa memperdalam pemahaman keagamaannya selama Ramadan. Siswa diarahkan untuk memahami esensi dari puasa.
“Saat Ramadan ada perintah untuk menjalankan ibadah puasa. Bulan puasa adalah bulan berkah. Kita bimbing anak-anak untuk memperdalam keagamaannya, dan kita kasih kuota lebih untuk belajar agama,” kata Kepala SLBN 3 Mataram, Muryanto, di Mataram, Selasa (18/3/2025).
Muryanto berharap, para siswa dapat memahami esensi dari bulan penuh berkah ini. Dengan berpuasa, para siswa dapat menumbuhkan empati kepada orang lain.
“Melatih anak-anak untuk puasa dengan tujuan bisa lebih sabar, memahami bahwa lapar itu juga diarasakan oleh orang lain. Jadi menumbuhkan rasa empati mereka pada orang-orang ketika kita melihat di jalan ada orang yang tidak mampu, di media televisi ada banyak bencana. Supaya tergetarlah hati kita dan anak-anak khususnya,” ujarnya.
Muryanto menyampaikan, desain dan waktu pembelajaran di SLBN 3 Mataram mendapat penyesuaian selama Ramadan. Di hari Sabtu misalnya, pada pagi hari biasanya diisi oleh kegiatan olahraga, tetapi kini diisi dengan kegiatan Imtak.
“Sabtu biasanya olahraga, tapi saat Ramadan kami pakai Imtak. Itu juga sampai jam istirahat pertama (09.30 Wita). Jumat dan Sabtu setelah anak-anak itu Imtak kita bekali dengan pembelajaran keterampilan,” katanya.
Di hari Senin sampai Kamis, pembelajaran juga lebih difokuskan untuk pendalaman keagamaan para siswa. Pembelajaran tentang keagamaan.
“Yang kelas kecil (SDLB) belajar tata cara salat, menghapal surat pendek. Kelas besar (SMPLB dan SMALB) yang sudah bisa baca Al-Qur’an kita arahkan untuk tadarusan dan kita kontrol bacaannya, hingga kita harapkan selama bulan puasa minimal bisa satu juz lah, syukur-syukur bisa lebih,” jelas Muryanto.
Muryanto menambahkan, pada Jumat (21/3/2025), SLBN 3 Mataram akan mengadakan pembagian zakat fitrah kepada siswa-siswa yang kurang mampu. Sebelumnya, ia sudah mengimbau para guru dan staf untuk menyalurkan zakatnya di sekolah.
“Kemarin kami sepakat tanggal 20 Maret itu terakhir pengumpulan zakat fitrah. Tanggal 21 Maret kami bagikan. Jadi yang tidak bisa memberikan beras diminta memberikan uang senilai harga beras. Kesepakatan Rp40 ribu (setiap guru) dengan analogi 2,5 kilogram beras,” pungkasnya. (sib)