spot_img
Minggu, April 27, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURNelayan Labuhan Lombok Mogok Melaut

Nelayan Labuhan Lombok Mogok Melaut

Selong (Suara NTB) – Puluhan nelayan yang tergabung dalam Forum Nelayan Lombok (Lombok), Kamis, 10 April 2025 melakukan aksi mogok melaut. Aksi para nelayan ini sebagai buntut dari penolakan aturan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengharuskan nelayan memiliki Vessel Monitoring System (VMS) dan adanya pemberlakuan pembatasan zona tangkap.

Ketua Fornel, Satriawan alias Dawing kepada Suara NTB menjelaskan pembatasan zona tangkap ini sangat merugikan nelayan. Aturan sebelumnya, nelayan bisa tembus 60-100 mil. Ada yang ke selatan dan ada yang ke utara. Aturan terbaru menegaskan, izin dari pemeirntah daerah untuk nelayan kecil ini nelayan hanya boleh sampai ke 12 mil. Tidak boleh lebih dari zona tersebut. Sedangkan izin yang dikeluarkan pemeirntah pusat bisa diatas 12 mil.

Soal VMS ini, sambungnya dibebankan sepenuhnya kepada nelayan. Jika nelayan tidak memiliki VMS, maka tidak diizinkan melaut. Aturan ini sangat berat bagi nelayan. Nelayan jelas tidak bisa melaut. “Tidak akan terbit SPB (Surat Persetujuan Berlayar) kami kalau tidak ada SLO (Standar Laik Operasi), SLO tidak bisa keluar kalau tidak ada VMS,” ungkapnya.

Regulasi yang dibuat pemerintah ini jelas membuat rugi nelayan. Keharusan memiliki VMS tidak semua bisa dilakukan oleh nelayan. Paslanya. Harganya saat ini tembus Rp 10-18 juta. Mengingat pendapatan nelayan yang terbatas tidak bisa membeli VMS mahal. Apalagi ada keharusan juga untuk membayar pajak mencapai Rp 4,5 juta pertahunnya.

Mengenai jumlah tangkapan ikan saat ini sangat minim. Pembatasan ini membuat nelayan menjerit. Pasalnya, sebagian besar nelayan di Lombok ini merupakan nelayan kecil dengan kapasitas kapal dibawa 30 GT rata-rata.

Menurut aturan menteri Susi sebelumnya, disebut nelayan kecil 10 GT ke bawah. Sedangkan aturan terbaru ini 6 GT ke bawah yang disebut nelayan kecil. Sementar kapal kami, lebar 3,5 meter dengan panjang 15-17 meter dan tinggi 1,5 meter. Hasil tangkapan sendiri selama sepekan berada di tengah laut tidak pernah  menentu. “Kalau beruntung bisa satu ton,” ucapnya. (rus)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO