spot_img
Selasa, Mei 13, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARAT67 Tahun Usia Lobar, Persoalan Kemiskinan, Pengangguran, IPM dan Ekonomi Jadi Tantangan

67 Tahun Usia Lobar, Persoalan Kemiskinan, Pengangguran, IPM dan Ekonomi Jadi Tantangan

Kabupaten Lombok Barat (Lobar) telah menapaki usia ke 67 tahun. Usia yang sudah tak muda lagi. Telah panjang perjalanan yang dilalui oleh kabupaten yang telah ‘’melahirkan’’ dua anak ini (Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram). Banyak liku-liku yang telah dilewati sehingga telah sampai pada titik pada saat ini.

BANYAK keberhasilan diraih daerah ini, pun juga masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang menjadi tantangan pemimpin selanjutnya, yakni Bupati H. L. Ahmad Zaini dan Wakil Bupati (Wabup) Hj. Nurul Adha lima tahun ke depan. Apa saja pencapaian selama usia ke 67 dan rencana ke depan?

Bupati Lobar H. Lalu Ahmad Zaini menyampaikan selama perjalanan Kabupaten Lobar sampai dengan tahun lalu, terdapat pencapaian, keberhasilan  maupun tantangan yang masih harus ditingkatkan.

Di antaranya, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan ekonomi. Nilai PDRB Lobar menunjukkan tren yang positif selama periode 2020 hingga 2024, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Tercatat peningkatan nilai PDRB sebesar rata-rata Rp100 miliar per tahun, dari Rp14,57 triliun di tahun 2020 sampai pada Rp19,16 triliun di tahun 2024.

Kemudian pertumbuhan ekonomi Lobar, menunjukkan dinamika yang berfluktuasi dalam 5 tahun terakhir. Diawali dengan -7,03% di tahun 2020, akibat imbas dari pandemi dengan recovery pandemi meningkat sampai menyentuh angka 3,4%, yang stagnan sampai dengan tahun 2022.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi di tahun 2023 dengan 5,03% walaupun di tahun berikutnya turun sampai 3,02 persen di tahun 2024. “Hal inilah yang selanjutnya akan kita intervensi untuk ditingkatkan dengan menetapkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Tantangan lainnya di pada tingkat kemiskinan. Persentase dan jumlah penduduk miskin di Lobar menunjukkan fluktuasi selama 5 tahun terakhir.Sebagai imbas dari pandemi, persentasi penduduk miskin meningkat dari 14,28% di tahun 2020 ke 14,47 persen di tahun2021. Angka ini dapat ditekan pada tahun 2022 ke angka 13,39% walaupun sempat naik di tahun 2023 di angka 13,67%. “Alhamdulillah, pada tahun 2024 persentase penduduk miskin dapat diturunkan sampai 12,65%,” sebutnya.

Kemudian tingkat pengangguran terbuka juga terjadi fluktuasi, namun trennya secara umum menunjukkan penurunan, dari 4,58 persen tahun 2020 menjadi 2,75 persen pada tahun 2024. Begitupula, PDRB per kapita menunjukkan pertumbuhan positif baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan

. Tantangan selanjutnya pada Indeks Gini Rasio atau Indikator menunjukkan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hal ini masih menjadi tantangan untuk diatur dan turunkan persentasenya dengan rata-rata pada angka 0,3 tiap tahunnya.

“Tantangan ini yang akan kita hadapi dengan memberlakukan pemerataan pada pembangunan desa,” terangnya.

Selanjutnya terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Kendati menunjukkan tren peningkatan konsisten dari tahun 2020 hingga 2024. Di mana dimensi pembentuk IPM yakni usia harapan hidup, harapan lama sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. “IPM Lobar tercatat sebesar 70,34 pada tahun 2020, mengalami kenaikan 2 poin lebih pada tahun 2024 menjadi 72,7,”sebutnya.

Hal lainnya terkait penanganan inflasi yang perlu dikendalikan Pemkab ke depan, dimana tahun 2024 mencapai 1,92 persen.

Menurutnya, gambaran beberapa indikator ini menunjukkan sampai dimana Pemkab telah melangkah. Hal ini pun perlu ditindaklanjutinya dengan menentukan tujuan dan arah yang akan dicapai di masa mendatang. Pihaknya telah menyiapkan berbagai upaya strategis untuk mewujudkan harapan tersebut.

Ia bersama Wabup pun selama lima tahun ke depan telah menetapkan tujuan dan kondisi yang akan dicapai, yakni Kabupaten Lobar yang maju, mandiri dan berkeadilan. Untu mencapai itu, ia telah menetapkan misi dan aksi prioritas.

Semenjak dilantik pihaknya telah mengambil langkah kongkret, yakni penataan SDM dan birokrasi. “Saya bersama Wabup menata birokrasi di Pemkab Lobar dengan berbasis kinerja, dimana indikator tolok ukur sebagai acuan dan pertimbangan semata-mata performance, pencapaian target kinerja yang objektif bukan indikator lain yang bersifat subjektif,” kata dia.

Dengan penataan berbasis kinerja ini, tercipta budaya kerja yang kondusif, dimana ASN akan berkompetisi secara sehat mengandalkan aksi dan prestasi. Disadarinya, dalam penataan SDM birokrasi ini tidak akan berjalan hanya dengan himbauan, namun membutuhkan tindakan. “Untuk itu kami tidak semata mengatur dengan memberi perintah, namun memimpin dengan memberi teladan,,”imbuhnya.

Pihaknya juga telah melakukan upaya strategis untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, ia juga telah meluncurkan dan menyerahkan bantuan pinjaman modal usaha tanpa bunga. Diharapkan ini menjadi stimulus untuk menggerakkan perekonomian masyarakat.

Sebab program ini untuk membantu permodalan warga desa yang telah menjalankan usaha agar usahanya berkembang makin maju. Untuk memaksimalkan peningkatan PAD, ia bersama Wabup telah melakukan pemetaan potensi. Selama dua bulan lebih ia dan Wabup secara intensif menelisik dan membedah potensi PAD yang dapat ditingkatkan. Dua langkah dilakukan yakni, mengoptimalkan penyerapan PAD yang ada, mencari dan menggali sumber-sumber PAD.

Selain itu juga akan menghidupkan kembali bundaran GMS, dengan mengaktifkan air mancur, lampu. Ia juga menyampaikan penataan Kota Gerung menjadi kota yang lebih refresentatif. Salah satu langkah konkretnya mengubah lapangan kantor bupati menjadi Alun-alun Kota Gerung. “Saya mengajak semua bahu membahu , saling mendukung dalam mewujudkan tujuan mulia ini,” tutupnya. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO