HIMPUNAN Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Nusa Tenggara Barat (NTB) mendesak pemerintah pusat maupun daerah serta para pengusaha pengolahan jagung untuk segera turun tangan mengatasi anjloknya harga jagung yang tengah meresahkan para petani di Pulau Sumbawa.
Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat HKTI NTB, Drs. M. Ilyas Salman, M.A, mengungkapkan, saat ini Pulau Sumbawa sedang memasuki panen raya jagung yang tersebar di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Bima. Estimasi luas lahan yang tengah panen mencapai ratusan ribu hektar. Namun, harga jagung di tingkat petani justru anjlok drastis.
“Saya sudah komunikasi dengan para petani. Di gudang-gudang penerima, harga jagung hanya dihargai Rp4.200 sampai Rp4.300 per kilogram, itu pun untuk jagung dengan kadar air maksimal 17 persen. Kalau kadar air di atas itu, petani dikenakan potongan harga,” ujar Ilyas, Minggu, 20 April 2025.
Ilyas menambahkan, dengan harga tersebut, petani nyaris tak mendapatkan keuntungan. Biaya angkut dari lahan yang umumnya berada di pegunungan saja bisa mencapai Rp600 per kilogram. “Artinya, petani hanya menerima sekitar Rp3.600 per kilogram. Ini harga riil di lapangan dan sangat memprihatinkan,” tegasnya.
Kondisi ini, lanjut Ilyas, bertolak belakang dengan janji pemerintah beberapa bulan lalu yang menargetkan harga jagung berada di kisaran Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram. Kenyataannya, saat panen raya, harga justru anjlok dan petani merugi.
“Petani kita sudah empat bulan berjibaku merawat dan menjaga tanamannya. Ketika panen tiba, harga malah jatuh. Ini tidak adil. Pemerintah harus hadir dan menunjukkan komitmennya,” katanya.
HKTI NTB mengusulkan dua solusi utama. Pertama, pemerintah harus melakukan operasi pasar dan intervensi harga jagung. Ilyas menilai, tanpa komitmen dan kehadiran negara dalam menyerap hasil panen, kesejahteraan petani jagung akan terus terpuruk. “Operasi pasar harus dilakukan dengan menyediakan dana pembelian jagung secara langsung agar harga bisa naik sampai Rp5.500 per kilogram,” tegasnya.
Solusi kedua, lanjut Ilyas, adalah mengajak para pengusaha pengering jagung di Pulau Sumbawa untuk duduk bersama. Terdapat setidaknya 12 pengusaha besar yang memiliki gudang dengan kapasitas ribuan ton dan biasa mengirim jagung ke pabrik pakan di Jawa.
“Mereka selama ini hanya membeli dengan harga Rp4.200 per kilogram. Harus ada komitmen untuk menaikkan harga setidaknya ke Rp4.800 per kilogram. Jangan biarkan petani terus dirugikan,” ucapnya.
Ilyas juga menyoroti antrean panjang petani yang menunggu berhari-hari hanya untuk bisa menjual hasil panennya. Ia khawatir, jika tidak ada intervensi segera, harga jagung akan terus merosot dan hasil panen petani makin tidak laku di pasaran.
“Panen raya ini akan berlangsung hingga Juni. Kalau tidak dijaga, kita khawatir jagung-jagung ini akan rusak dan tak punya nilai jual sama sekali,” pungkasnya.(bul)