Mataram (suarantb.com) – Universitas Mataram (Unram) kembali menunjukkan perannya sebagai salah motor penggerak kemajuan pendidikan tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Sharing Session bersama Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. di Ruang Sidang Senat, Rektorat Unram, pada Sabtu, 19 April 2025.

Kegiatan yang dihadiri oleh Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Pulau Lombok ini menjadi ruang strategis bagi seluruh pemangku kepentingan pendidikan tinggi di NTB untuk duduk bersama, berbagi pandangan, dan memperkuat kolaborasi dalam mewujudkan kampus berdampak, yakni kampus yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu menjawab tantangan sosial, ekonomi, dan pembangunan daerah.
Rektor Unram, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan pentingnya forum ini sebagai momentum menggali arahan dan kebijakan terbaru dari Kementerian untuk mendukung arah pengembangan perguruan tinggi ke depan.

“Kita nanti akan sama-sama mendengar paparan dari Pak Wakil Menteri Diktisaintek. Mudah-mudahan akan banyak hal yang bisa kita gali terkait bagaimana membangun perguruan tinggi yang berdampak. Unram dan perguruan tinggi lain di Lombok siap untuk berkolaborasi,” ujar Prof. Bambang.
Rektor Unram tersebut menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak boleh menjadi menara gading yang tampak megah namun minim kontribusi bagi masyarakat. Unram lanjutnya, telah menerapkan pendekatan tematik dalam program KKN, yang secara spesifik menargetkan isu-isu lokal seperti kemiskinan, stunting, kesehatan masyarakat, dan pengembangan potensi lokal, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi untuk mewujudkan kampus yang berdampak.
“Kami juga sudah menjalin kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat untuk menjamin ketersediaan dokter di daerah melalui program kemitraan. Program ini juga akan diperluas bersama dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa,” ungkap Prof. Bambang.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTB, Drs. Tribudi Prayitno, M.Si., mewakili Gubernur NTB dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada Unram sebagai tuan rumah karena telah menginisiasi forum penting ini.
Lebih lanjut Tribudi menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Rektor Unram sejalan dengan apa yang diinginkan pemerintah daerah agar perguruan tinggi menjadi mercusuar perubahan dan menjadi pusat pengembangan teknologi informasi tepat guna dan pengembangan sumber daya unggul yang siap bersaing di era global.
Melalui Brida NTB pemerintah provinsi membuka peluang kolaborasi, baik dalam bentuk dukungan regulasi, fasilitasi maupun kemitraan lintas sektor dalam menghadapi tantangan transformasi digital, destruksi teknologi, serta urgensi membangun ekonomi berbasis pengetahuan dan keberlanjutan.
“NTB siap menjadi mitra strategis kementerian dalam memperkuat ekosistem pendidikan tinggi yang relevan terhadap kebutuhan lokal dan nasional,” tutupnya.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. dalam paparannya mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk melakukan introspeksi diri terhadap peran dan dampak institusi yang mereka pimpin.
“Kita sebagai pimpinan perguruan tinggi harus bisa membaca kondisi riil masyarakat. Jangan sampai kita melupakan core activity kita, yaitu membangun mahasiswa menjadi generasi unggul. Ini harus diterjemahkan secara deskriptif dalam program dan kebijakan kampus,” tegasnya.
Prof. Fauzan lebih lanjut menyoroti bahwa selama ini perguruan tinggi cenderung mencetak lulusan yang bersifat generik, sementara dunia kerja dan tantangan pembangunan telah jauh berubah. Ia mendorong kampus untuk merancang program studi yang lebih spesifik dan profesional berbasis kebutuhan sektoral.
Menurutnya, mahasiswa dengan kompetensi spesifik akan lebih percaya diri dan siap terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut tidak hanya bertanggung jawab secara akademis, tetapi juga secara sosial dan memastikan bahwa kehadiran kampus benar-benar menjawab kebutuhan dan potensi masyarakat sekitar.
Prof. Fauzan turut memaparkan konsep Kampus Berdampak, yaitu model pendidikan tinggi yang tidak hanya berhenti pada publikasi ilmiah atau karya akademik, tetapi hadir secara institusional dan konsisten dalam mendorong pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara kampus, pemerintah daerah, dunia usaha, dan industri agar pembangunan daerah seperti NTB bisa dipercepat dan lebih inklusif.
Wamen Fauzan menutup dengan dorongan agar seluruh kampus meningkatkan sense of social dalam merancang kebijakan dan program, sehingga keberadaan perguruan tinggi benar-benar berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat dan kemajuan daerah.
Dengan semangat kolaborasi, diskusi ini menyoroti pentingnya tata kelola pendidikan tinggi yang adaptif, relevan, dan berdampak langsung bagi pembangunan daerah, khususnya di NTB. (ron/*)