OMataram (Suara NTB) – Seorang honorer, telah mengabdi selama 24 tahun di Kelurahan Pagutan, Kota Mataram, akhirnya dilantik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Di pelantikan yang sama, seorang ibu hamil yang pekan depan adalah hari kelahirannya juga resmi menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatannya.
Haru dan syukur memenuhi suasana pelantikan ASN yang digelar di halaman kantor Wali Kota Mataram, pada Selasa, 22 April 2025. Di antara ratusan nama yang resmi menerima SK pengangkatan, terdapat kisah yang cukup istimewa dari dua sosok yang luar biasa.
Aladi Pristiono (57), seorang honorer senior, dan seorang ibu hamil yang tetap tegar mengikuti pelantikan meski waktu melahirkannya tinggal menghitung hari, Dian Savitri Utamai (33).

Meski bukan putra asli Lombok, Aladi Pristioni telah tumbuh dan besar di pulau ini, membawa warisan darah dari ayahnya yang berasal dari Bukittinggi dan ibunya dari Jawa.
Ia telah mengabdi selama 24 tahun sebagai tenaga honorer di Kelurahan Pagutan, Kota Mataram. Ia bekerja di bagian pelayanan masyarakat dengan penuh dedikasi sejak tahun 2000.
Di usia yang tidak lagi muda, ia akhirnya mengakhiri penantian panjangnya dengan resmi menjadi ASN pada 2025, hanya setahun sebelum masa pensiunnya tiba.
“Walaupun tahun depan saya sudah pensiun, tetapi alhamdulillah akhirnya Allah beri kesempatan untuk bisa jadi PNS,” ujarnya sambil tersenyum kepada Suara NTB.
Namun, bukan masa tugas yang singkat yang ia soroti, melainkan semangat untuk tetap melayani dengan sepenuh hati.
Ayah dari dua anak ini menyampaikan bahwa niatnya menjadi ASN bukan semata untuk status, tapi untuk membuktikan bahwa usia bukan penghalang untuk berkontribusi.
Selama proses seleksi dan pemberkasan, Aladi mengatakan jika ia tidak merasakan lelah akan tantangan yang ia lalui. Justru, ia merasa semakin semangat. “meski hanya tinggal satu tahun masa pengabdiannya, saya akan tetap memberi pelayanan terbaik, amanah, dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Di sisi lain, kisah perjuangan juga datang dari seorang perempuan yang sedang mengandung, Dian Savitri Utami. Katanya Ia dijadwalkan melahirkan pekan depan.
Namun demikian Ia hadir di pelantikan dengan semangat dan wajah bahagia. Ia membagikan pengalamannya selama proses seleksi CPNS yang dilaluinya. “Tantangannya iti karena kebetulan masih mual muntah saat proses seleksi,” sebutnya
“Alhamdulillah berbuah manis, hari ini saya resmi dilantik sebagai ASN. Ini hadiah terindah,” tambahnya.
Keduanya mencerminkan bahwa perjuangan untuk menjadi ASN tidak mengenal batas usia ataupun kondisi fisik. Setelah melewati berbagai rintangan, drama penundaan, dan proses panjang seleksi, mereka akhirnya sampai pada titik akhir yang membahagiakan.
Hari itu menjadi bukti bahwa ketekunan dan kesabaran tidak pernah sia-sia. Kisah Aladi dan Dian adalah cermin dari semangat yang tak padam, bahwa pengabdian bisa datang dari siapa saja, asal ada niat, tekad, dan kesungguhan hati. (hir)