Mataram (Suara NTB) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang berisiko melanda wilayah pesisir Lombok dan pesisir Bima. Peringatan dini ini berlaku mulai 26 April 2025 hingga 30 April 2025 pukul 20.00 Wita.
Kepala Stasiun Meteorologi ZAM Satria Topan Primadi memaparkan kondisi cuaca di pesisir Lombok dan Bima selama masa peringatan dini ini serta pasang air laut maksimum berdasarkan prakiraan cuaca untuk wilayah Lembar dan Sape, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap siaga.
Menurutnya, di wilayah Lembar dan Sape, tinggi gelombang diperkirakan antara 0,1 hingga 2,5 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,9 meter pada pukul 10.00 hingga 14.00 Wita. Khsusu di Sape, waktu pasang maksimum sekitar pukul 11.00 – 14.00 Wita.
Di Lombok, wilayah dengan potensi dampak peringatan ini secara khusus berlaku untuk sejumlah daerah di seperti Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.
“Untuk Bima, daerah seperti Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota diperkirakan menjadi area terdampak,” kata Satria Topan Primadi, Sabtu (26/4).
Untuk di Pulau Sumbawa, wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob antara lain Sumbawa dan Labuhan Badas. Sedankan di Bima, daerah yang berpotensi terdampak seperti Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.
BMKG mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir, bantaran sungai, serta daerah-daerah rendah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob yang disebabkan oleh pasang air laut maksimum. Fenomena ini bisa berdampak signifikan pada aktivitas harian, termasuk pengangkutan barang dan aksesibilitas wilayah.
BMKG menyarankan masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui situs resmi BMKG di http://maritim.bmkg.go.id atau media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter di akun @infobmkgnt.
“Dengan kesiagaan yang lebih tinggi dan akses informasi yang akurat, kita harapkan masyarakat dapat meminimalkan risiko dan dampak dari fenomena ini,” ujarnya.(ris)