spot_img
Rabu, Mei 14, 2025
spot_img
BerandaPENDIDIKANMomen Hardiknas, Diperlukan Kerja Sama Cegah Siswa dari Perilaku Negatif

Momen Hardiknas, Diperlukan Kerja Sama Cegah Siswa dari Perilaku Negatif

Mataram (Suara NTB) – Para pemangku kebijakan di NTB masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Terutama menyangkut persoalan pendidikan.

Pada momen Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2025, Pemerhati Pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat), Syafril memberikan beberapa catatan terhadap pendidikan di NTB.

Satu hal yang menjadi fokus perhatian utamanya mengenai upaya preventif terhadap potensi para siswa untuk melakukan hal-hal yang melanggar undang-undang.

“Perlu ada perlindungan bersama dari aparat, masyarakat, jurnalis, politisi, pemerintah, pengusaha utk melindungi anak dari pengaruh narkoba dan kenakalan remaja,” kata Syafril melalui keterangannya, Kamis 1 Mei 2025.

Ia menegaskan, harus ada kerja sama oleh pihak-pihak terkait untuk menjaga para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa.

Menurutnya, peran sekolah saja tidak cukup untuk memastikan para siswa tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif.

“Diperlukan kerja minimal three agent (tiga agen) yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah. Termasuk aparat untuk memastikan pelajar tidak dibiarkan ada di kafe-kafe dan bergerombol dalam klub-klub yang berpotensi menciptakan kegaduhan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, perlu adanya kontrol terhadap aktivitas para siswa dalam menggunakan media sosial. Sehingga dapat orang tua atau guru dapat mengantisipasi potensi terjadinya hal-hal negatif sejak dini

“Perlu penegakan hukum yang tegas bagi pelaku kejahatan meskipun masih tergolong masih anak-anak. Bila kejahatannya tergolong keras seperti narkoba, penganiayaan, perampokan atau penodongan, dan semacamnya, maka perlu ditindak dengan tegas,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyoroti perihal tenaga pendidik di NTB saat ini. Mengingat, beberapa waktu lalu, dunia pendidikan di NTB dikejutkan oleh isu-isu kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru. “Perlu peningkatan kapasitas dan mutu guru dalam menginternalisasi nilai dan moral,” pungkasnya. (sib)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -






VIDEO