Mataram (Suara NTB) – Kenaikan harga emas yang terus meningkat, bahkan hampir menembus Rp2 juta per gram, turut berkontribusi terhadap inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyudin, dalam keterangan resminya, Jumat, 2 Mei 2025.
Wahyudin menjelaskan, pada April 2025, NTB mengalami inflasi tahunan (year on year/y-o-y) sebesar 1,8 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 108,72. Salah satu faktor utama yang menyumbang inflasi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang tercatat mengalami kenaikan harga signifikan sebesar 12,78 persen.
“Kenaikan harga emas yang terus meningkat mendorong masyarakat untuk berinvestasi pada logam mulia ini. Permintaan yang tinggi tersebut berdampak pada kenaikan harga di kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencakup perhiasan emas,” ujar Wahyudin.
Selain itu, BPS NTB juga mencatatkan kenaikan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran lainnya, di antaranya pendidikan (3,82 persen), kesehatan (2,86 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (1,88 persen), serta makanan, minuman, dan restoran (1,74 persen).
Tingkat inflasi bulanan (month to month/m-t-m) NTB pada April 2025 tercatat sebesar 0,69 persen, sementara tingkat inflasi tahun berjalan (year to date/y-t-d) hingga April 2025 mencapai 1,57 persen.
Fenomena kenaikan harga emas yang berkontribusi pada inflasi ini menjadi perhatian serius. Masyarakat NTB yang tergiur potensi keuntungan dari investasi emas diharapkan dapat mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas harga secara keseluruhan. Pemerintah daerah diharapkan terus mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga inflasi tetap terkendali di tengah tren kenaikan harga komoditas global, termasuk emas. (bul)